-->

Sejarah Perkembangan Islam di Malaysia




Malaysia terletak di semanjung Malaka, Asia Tenggara. Malaysia yang ibu kotanya

Kuala Lumpur mempunyai luas wilayah 332.370 Km2 atau 2,5 kali pulau Jawa. Sebagian

Sejarah Peradaban Islam Kurikulum 2013 151

besar wilayahnya mempunyai

luas 1.036 Km menyeberangi laut

China selatan, tepatnya di utara

pulau Kalimantan dan lainnya

ada di pulau Penang. Pada tahun

2002 jumlah penduduk Malaysia

berkisar 22.229.040 jiwa, bahasa

resminya bahasa Melayu.

Sedangkan agama mayoritas Islam

(53 %), Budha (17 %), Konghuchu,

Tao, Chinese (11 %), Kristen (8,6

%) dan Hindu (7 %).

Malaysia terdiri dari dua bagian, Malaysia Barat dan Malaysia Timur. Malaysia

Barat merupakan sebuah semenanjung yang tepanjang di dunia, di bagian tengahnya

membujur pegunungan dari utara ke selatan. Pegunungan tersebut terdiri dari beberapa

rangkaian sejajar. Daratan rendah utama adalah daratan rendah Kedah di utara, daratan

rendah Selangor di barat, daratan rendah Johor di selatan, daratan rendah Kelantang

dan Pahang di pantai timur. Daratan rendah di pantai timur makin ke selatan makin

melebar.

Negara ini dipisahkan ke dalam dua kawasan oleh Laut China Selatan. Malaysia

berbatasan dengan Thailand, Indonesia, Singapura, Brunai, dan Filipina. Malaysia

terletak di dekat khatulistiwa dan beriklim tropika. Sebutan kepala negara Malaysia

adalah Yang Dipertuan Agung dan pemerintahannya dikepalai oleh seorang Perdana

Menteri. Model pemerintahan Malaysia mirip dengan sistem parlementer Westminister.

Suku Melayu menjadi suku terbesar dari populasi penduduk Malaysia. Terdapat pula

komunitas Tionghoa-Malaysia dan India-Malaysia yang cukup besar. Bahasa Melayu dan

agama Islam masing-masing menjadi bahasa dan agama resmi negara.

Penduduknya sebagian besar (61 %) terdiri dari suku Melayu pribumi. Sedangkan

masyarakat pendatang terdiri dari muslim dan non Muslim, yaitu muslim dari Indonesia

(Minangkabau, Jawa, Banjar, Bugis, Aceh, Mandailing) dan muslim dari India, China,

Pakistan, Persia dan Turki. Adapun non muslim berasal dari China dan India. Mayoritas

penduduk muslimnnya menganut sunni dan bermadzhab Syafi’i.

152 Buku Siswa Kelas XII

• Proses Masuknya Islam di Malaysia

Sejarah masuknya Islam di Malaysia tidak terlepas dari peran kerajaan-kerajaan

Melayu jauh sebelum datangnya Inggris di kawasan tersebut. Sebab, kerajaan-kerajaan

di Malaysia dalam sejarahnya dikenal sebagai Kerajaan Islam, dan oleh pedagang

Gujarat, keberadaan kerajaan tersebut dimanfaatkan untuk mendakwahkan Islam ke

Malaysia pada sekitar abad kesembilan. Dari sini dapat dipahami bahwa Islam sampai

ke Malaysia lebih belakangan ketimbang sampainya Islam di Indonesia yang sudah

terlebih dahulu pada abad ketujuh. Berdasarkan keterangan ini pula, maka asal usul

masuknya Islam ke Malaysia, sebagaimana dikemukakan Azyumardi Azra, datang dariIndia, yakni Gujarat dan Malabar.

Sejak sebelum Islam datang ke wilayah Asia Tenggara, Malaysia berada di jalur

perdagangan dunia yang menghubungkan kawasan-kawasan Arab dan India dengan

wilayah China, dan dijadikan tempat persinggahan sekaligus pusat perdagangan yang

amat penting. Maka tidak heran jika wilayah ini juga menjadi pusat bertemunya berbagai

keyakinan dan agama (a cross-roads of religion) yang berinteraksi secara kompleks.

• Perkembangan Islam di Malaysia

Azyumardi Azra menyatakan bahwa tempat asal datangnya Islam ke Asia Tenggara

termasuk di Malaysia, sedikitnya ada tiga teori. Pertama, teori yang menyatakan bahwa

Islam datang langsung dari Arab (Hadramaut). Kedua, Islam datang dari India, yakni

Gujarat dan Malabar. Ketiga, Islam datang dari Benggali (kini Banglades).

Sedangkan mengenai pola penerimaan Islam di Nusantara termasuk di Malaysia,

kita dapat merujuk pada pernyataaan Ahmad M. Sewang, bahwa penerimaan Islam

pada beberapa tempat di Nusantara memperlihatkan dua pola yang berbeda. Pertama,

Islam diterima terlebih dahulu oleh masyarakat lapisan bawah, kemudian berkembang

dan diterima oleh masyarakat lapisan atas atau elite penguasa kerajaan. Kedua,

Islam diterima langsung oleh elite penguasa kerajaan, kemudian disosialisasikan dan

berkembang ke masyarakat bawah. Pola pertama biasa disebut bottom-up, dan pola

kedua biasa disebut top-down. Pola ini menyebabkan Islam berkembang pesat sampaipada saat sekarang di Malaysia.

Pola pertama melalui jalur perdagangan dan ekonomi yang melibatkan orang dari

berbagai etnik dan ras yang berbeda-beda bertemu dan berinteraksi, serta bertukar

pikiran tentang masalah perdagangan, politik, sosial dan keagamaan. Di tengah komunitas

yang majemuk ini tentu saja terdapat tempat mereka berkumpul dan menghadiri

kegiatan perdagangan termasuk merancang strategi penyebaran agama Islam mengikuti

Sejarah Peradaban Islam Kurikulum 2013 153

jaringan-jaringan emporium yang telah mereka bina sejak lama. Seiring itu pula, pola

kedua mulai menyebar melalui pihak penguasa di mana istana sebagai pusat kekuasaan

berperan di bidang politik dan penataan kehidupan sosial. Dengan dukungan ulama

yang terlibat langsung dalam birokrasi pemerintahan, hukum Islam dirumuskan dan

diterapkan, kitab sejarah ditulis sebagai landasan legitimasi bagi penguasa Muslim.

Memasuki awal abad ke-20, bertepatan dengan masa pemerintahan Inggris, urusanurusan

agama dan adat Melayu lokal di Malaysia di bawah koordinasi sultan-sultan,

dan hal itu diatur melalui sebuah departemen, sebuah dewan atau pun kantor sultan.

Setelah tahun 1948, setiap negara bagian dalam Federasi Malaysia telah membentuk

sebuah departemen urusan agama. Orang-orang muslim di Malaysia juga tunduk pada

hukum Islam yang diterapkan sebagai hukum status pribadi, dan tunduk pada yurisdiksi

pengadilan agama (mahkamah syariah) yang diketua hakim agama. Bersamaan dengan

itu, juga ilmu pengetahuan semakin mengalami perkembangan dengan didirikannya

perguruan tinggi Islam dan dibentuk fakultas dan jurusan agama. Perguruan tinggi

kebanggaan Malaysia adalah Universitas Malaya yang kini kita kenal Universitas

Kebangsaan Malaysia.

Memasuki masa pasca kemerdekaan, semakin jelas sekali pola perkembangan Islam

tetap dipengaruhi oleh pihak penguasa (top-down). Sebab, penguasa atau pemerintah

Malaysia menjadikan Islam sebagai agama resmi negara. Warisan undang-undang Malaka

yang berisi tentang hukum Islam berdasarkan konsep Qur’ani berlaku di Malaysia.

Di samping itu, ada juga undang-undang warisan Kerajaan Pahang diberlakukan di

Malaysia yang di dalamnya terdapat sekitar 42 pasal di luar keseluruhan pasal yang

berjumlah 68, hampir identik dengan hukum Islam madzhab Syafi’i. Pelaksanaan

undang-undang yang berdasarkan al-Quran dan realisasi hukum Islam yang sejalan

dengan paham madzhab Syafi’i di Malaysia, sekaligus mengindikasikan bahwa Islam di

negara tersebut sudah mengalami perkembangan yang signifikan.

Dengan adanya proses Islamisasi di Malaysia, peranan penting dalam pengembangan

ajaran Islam semakin intens dilakukan para ulama atau pedagang dari jazirah Arab.

Pada tahun 1980-an Islam di Malaysia mengalami perkembangan dan kebangkitan yang

ditandai dengan semaraknya kegiatan dakwah dan kajian Islam oleh kaum intelektual,

dan menyelenggarakan kegiatan keagamaan intenasional berupa Musabaqah Tilawatil

Qur’an yang selalu diikuti oleh qari dan qari’ah Indonesia. Selain itu, perkembangan

Islam di Malaysia semakin terlihat dengan banyaknya masjid yang dibangun, juga

terlihat dalam penyelenggaraan jamaah haji yang begitu baik. Sehingga dapat dikatakan

bahwa perkembangan Islam di Malaysia tidak banyak mengalami hambatan. Bahkan

154 Buku Siswa Kelas XII

ditegaskan dalam konstitusi negaranya bahwa Islam merupakan agama resmi negara. Di

Kelantan, hukum hudud (pidana Islam) telah diberlakukan sejak 1992.

Meski demikian, Malaysia yang menganut agama resmi Islam tetap menjamin agamaagama

lain, dan oleh pemerintah diupayakan tercipta kondisi ketentraman, kedamaian

bagi masyarakat. Walaupun pemegang jabatan adalah pemimpin-pemimpin muslim,

tidak berarti Islam dapat dipaksakan oleh semua pihak.

LihatTutupKomentar