-->

Sejarah Perkembangan Islam di Kepulauan Sulu, Mindanau, Filipina


 Luas Mindanao ialah 94.630 km², lebih kecil 10.000 km² dari Luzon. Pulau ini

bergunung-gunung, salah satunya adalah Gunung Apo yang tertinggi di Filipina. Pulau

Mindanao berbatasan dengan Laut Sulu di sebelah barat, Laut Filipina di timur, dan Laut

Sulawesi di sebelah selatan. Jumlah penduduk Mindanau berkisar 19 juta orang dimana

kurang lebih 5 juta adalah muslim.

Mindanao adalah pulau terbesar kedua di Filipina dan salah satu dari tiga kelompok

pulau utama bersama dengan Luzon dan Visayas. Mindanao, terletak di bagian selatan

Filipina, adalah kawasan hunian bersejarah bagi mayoritas kaum muslim atau suku Moro

yang sebagian besar adalah dari etnis Marano dan Tasaug. Moro adalah sebutan penjajah

Spanyol bagi kaum muslim setempat. Pada masa itu mayoritas penduduk Mindanau

dan pulau di sekitarnya adalah muslim. Peperangan untuk meraih kemerdekaan telah

ditempuh oleh kaum muslim selama lima abad melawan para penguasa. Pasukan

Spanyol, Amerika, Jepang dan Filipina belum berhasil meredam tekad mereka yang

ingin memisahkan diri dari Filipina yang mayoritas penduduknya beragama Katolik.

Pada saat sekarang, umat muslim hanya menjadi mayoritas di kawasan otonomi ARMM,

The Autonomous Region in Muslim Mindanao (ARMM). ARMM di bawah kepemimpinan

Misuari mencakup Maguindanao, Lanao del Sur, Sulu, dan Tawi-Tawi. ARMM dibentuk

oleh pemerintah pada tahun 1989 sebagai daerah otonomi di Filipina Selatan, sebagai

Sejarah Peradaban Islam Kurikulum 2013 149

hasil dari kesepakatan damai antara MNLF dan pemerintah pusat Filipina. Ketika itu

penduduk boleh menyatakan pilihannya untuk bergabung dalam wilayah otonomi

muslim, dan hasilnya empat wilayah tersebut memilih untuk bergabung. Meskipun

begitu, kesepakatan itu tidak cukup memuaskan sebagian pejuang muslim sehingga

munculah Moro Islamic Liberation Front (MILF) dan kelompok Abu Sayyaf. Kelompok

ini bersumpah untuk menentang dan memboikot ARMM dan tetap memperjuangkan

kemerdekaan. Meskipun pada saat sekarang MILF juga menerima otonami dengan

syarat wilayah otonami ARMM diperluas dengan ditambahkan beberapa provinsi lagi

sebagai tambahan.

Bangsa Eropa pertama kali tiba di Filipina pada tahun 1521 dipimpin oleh Magellan

yang kemudian dibunuh oleh kepala suku setempat dalam peperangan. Kemudian

Tentara Spanyol yang dipimpin Miguel Lopez Legaspi, yang tiba di pantai kepulauan

Filipina pada tahun 1565, menghentikan perkembangan dakwah Islam pada tahun

1570 di Manila, yang menyebabkan terjadinya pertempuran selama berabad-abad masa

pendudukan Spanyol. Sehingga dapat dikatakan bahwa penjajahan Spanyol bermula

pada tahun 1565 di salah satu pulau Filipina dan mereka segera mengetahui bahwa

sebagian penduduk setempat beragama Islam. Di samping suku Maguindanao, suku

lain yang bertempat tinggal di pulau Mindanao adalah suku Maranao yang merupakan

kelompok muslim terbesar kedua di Filipina. Dari sekian banyak kelompok muslim

Filipina, Maranao adalah yang terakhir memeluk Islam. Sufisme memengaruhi corak

Islam di Maranao, terutama dalam hal kosakata dan musik ritual. Nama Bangsa Moro

merujuk pada empat suku yang mendiami Filipina selatan, yaitu Tausug, Maranao,

Maguindanao, dan Banguingui.

Islamisasi awal di Sulu dapat diklasifikasi dalam beberapa tahap. Tahap pertama

terjadi pada seperempat terakhir abad ketiga belas atau lebih awal ketika para pedagang

asing mendiami kawasan ini. Beberapa pedagang ini menikahi keluarga setempat

yang berpengaruh. Pada tahap ini elemen-elemen Islam awal diintegrasikan ke dalam

masyarakat setempat dan secara bertahap terjadi pembentukan keluarga Muslim.

Tahap kedua, yang diperkirakan terjadi pada paruh kedua abad keempat belas, adalah

kelanjutan dari pendirian kumpulan keluarga Muslim yang secara bertahap melakukan

dakwah terhadap masyarakat setempat. Peristiwa ini bersamaan dengan proses dakwah

Islam di Jawa. Pada tahap ini para pendakwah dikenal dengan sebutan makhdumin.

Tahap ketiga adalah kedatangan Muslim Melayu dari Sumatera pada permulaan

abad kelima belas. Hal ini ditandai dengan kedatangan Raja Baguinda dengan beberapa

penasehatnya yang ahli agama, yang membuat umat Islam saat itu memiliki penguasa

150 Buku Siswa Kelas XII

Muslim yang menjamin berjalannya

proses dakwah.

Tahap selanjutnya ialah pendirian

kesultanan oleh Shariful Hashim

menjelang tengah abad kelima belas.

Pada saat itu, Islam telah menyebar

dari daerah pantai ke daerah

pegunungan di pedalaman pulau

Sulu. Penerimaan kepala-kepala

suku setempat di daerah pantai

menandakan bahwa kesadaran

tentang Islam telah menyebar luas.

Menjelang permulaan abad keenam belas, hubungan politik dan perdagangan yang

semakin meningkat dengan bagian kepulauan Nusantara lain yang telah berhasil

diislamisasi, menjadikan Sulu sebagai bagian dari Darul Islam yang berpusat di Malaysia.

Sekitar akhir abad keenam belas dan beberapa dekade awal abad ketujuh belas,

persekutuan politik dengan kerajaan-kerajaan Islam yang bertetangga untuk menghadapi

bahaya penjajahan dan Kristenisasi Barat dan para pendakwah yang terus berdatangan

menjamin keberlangsungan Islam di Sulu hingga sekarang. Hubungan antara Muslim

Filipina dan dunia Islam secara umum dilakukan melalui umat Islam Asia Tenggara yang

lain. Hal ini disebabkan kedekatan kultural dan, terutama, religiusitas Bangsa Moro dan

bangsa Melayu yang lain. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa, sebelum penggunaan

bahasa Arab menjadi populer, buku-buku agama di Mindanao dan Sulu kebanyakan

berbahasa Melayu yang ditulis dalam aksara jawi, dan hanya sedikit orang yang mampu

membaca huruf Arab. Setelah Filipina merdeka pada 1946 di mana pulau Mindanao

dan Sulu dijadikan bagian dari Republik Filipina, hubungan antara Muslim Filipina dan

negara Timur Tengah semakin kuat. Hubungan ini ditandai dengan pengiriman para

pelajar Mindanao ke universitas al-Azhar dan banyaknya beasiswa yang disediakan oleh

negara-negara Arab. Dengan kondisi ini hubungan Muslim Filipina yang pada mulanya

berorientasi Asia Tenggara menjadi semakin terbuka terhadap akses langsung Islam di

Timur Tengah.

LihatTutupKomentar