Maghrib tadi Saya bermain dengan anak saya, Ghaitsa Zhahira Shafa.
Ia anak yang manis, lucu, dan cerdas.
Tingkahnya sering membuat kami tertawa kadang terselip rasa kagum dan bangga.
Kami kagum ia begitu cepat mempelajari sesuatu.
Sering saya kaget ia tahu dan bisa sesuatu, padahal merasa tidak pernah mengajarkan itu padanya.
Subhanallah!
Anda pun sama, bukan.
Setiap orang tua pasti ingin anaknya tumbuh dengan sebaik-baiknya.
Orang tua berupaya agar abaknya cerdas dan nentalnya stabil.
Saya membaca jurnal yang sangat baghs soal bermain.
Aktifitas yang sering malas dilakukan orang tua bersama anak.
Margot Sunderland, Psychotherapist dari Child Mental Health mengatakan “Jika Anda ingin memiliki anak yang antusias dalam mempelajari banyak hal di sekeliling mereka, dan dapat membangun hubungan yang baik dengan teman-teman sebayanya, maka orangtua harus membantu anak untuk meningkatkan level dopamine pada otak mereka,”
Itulah kutipan ahli pengasuhan anak dari luar negeri sana.
Saya menilai ternyata benar yang dikatakan ahli tersebut.
Anak saya lebih atraktif saat saya memasukan unsur pengajaran agama.
Ia berani bertanya dengan celotehannya.
Bukan hanya itu,
Anak saya bertambah antusias dan fokusnya semakin baik.
Demikian teori dan pengalaman saya terhadapnya.
Mari berbagi cerita!