Marilah kita belajar zuhud di dunia ini dengan mengikuti ilmu para ulama yang lebih paham akan hal ini. Karena kalau kita bermain tebak-tebakan, menjalankan sesuatu tanpa ilmu, maka yang terjadi tidak akan seperti yang diharapkan.
Imam Nawawi menjelaskan tentang sikap zuhud dengan sangat indah. Kita wajib menyerapnya dengan seksama dan berupaya mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Soal pengertian zuhud di dunia telah kami sampaikan pada catatan yang lalu.
Kami mengambil rujukan dari Contoh Pertanyaan Sahabat Kepada Rasulullah SAW yang Wajib Anda Ketahui dan Isinya Diamalkan
Imam Nawawi memberikan tiga clue kepada kita agar kita tepat dalam menjalankannya. Marilah kita ikut penjelasanya:
أحدها: أن يكون العَبْدُ بما في يد الله، أوثق منه بما في يد نفسه، وهذا ينشأُ من صحَّة اليقين وقوَّته، فإن الله ضمن أرزاق عباده، وتكفَّل بها؛ كما قال: ﴿ وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا ﴾ [هود: 6].
Membaca penjelasan iman Nawawi yang baru satu ini kami sudah degdegan. Terasa ada yang menampar ke muka hingga sampai ke ulu hati. Mengapa? Kami merasa belum bisa. Namun kami mesti terus belajar.
Apa maksud dari keterangan pertama ini? Mari ikuti terjemah bebas kami!
Pertama, Hamba itu mesti lebih percaya terhadap apa yang ada di tangan Allah dibandingkan dengan yang ada di tangannya sendiri.
Kalau kami tidak mampu lagi menuliskan kata-kata ntuk membicarakannya. Kami malu!
Mari kita lanjutkan saja kepada yang Nomor Dua!
والثاني: أن يكون العَبْدُ إذا أُصيب بمصيبةٍ في دُنْياهُ، من ذَهاب مالٍ، أو ولدٍ، أو غير ذلك، أرْغَبَ في ثواب ذلك، مما ذهب منه في الدنيا أن يبقى له، وهذا أيضًا ينشأ من كمال اليقين، وهو من علامات الزهد في الدنيا، وقلة الرغبة فيها، قال عليٌّ رضي الله عنه: من زهد في الدنيا، هانت عليه المُصيبات.
Untuk yang kedua ini kami bertambah kebingungan mau bilang apa! Karena bobotnya lebih berat lagi.
Mari kita lihat terjemahan bebasnya!
Kedua, Hamba itu, kalau ia mendapatkan musibah di dunianya, maka ia lebih berharap akan pahalanya.
Untuk yang kedua ini rasanya lebih menohok lagi. Karena kalau dikasih musibah biasanya mengeluh, marah, merasa hina, menganggap Allah tidak adil, dan perasaan negatif lainnya. Jauh sekali dari zuhud kalau penulis. Semoga Allah memberikan hidayah taufiqNya. Amiiin!
Bagaimana dengan yang Ke Tiga akanlah lebih mudah? Mari ikuti selanjutnya!
والثالث: أن يستوي عند العبد حامدُه وذامُّه في الحق، وهذا من علامات الزهد في الدنيا، واحتقارها، وقلة الرغبة فيها، فإن من عظُمت الدنيا عنده أحَبَّ المدْحَ وكرِه الذمَّ، ومن استوى عنده حامدُه وذامُّه في الحق، دلَّ على سقوط منزلة المخلوقين من قلبه، وامتلائه من محبَّة الحقِّ، وما فيه رضى مولاه.
Ketiga, dalam hal kebenaran Hamba itu sikapnya akan sama saat ia dipuji atau dicaci.Kami yakin tidak semua orang bisa. Semoga Allah meloloskan anda. Biasanya kalau dipuji orang senang dan bahagia. Tapi kalau dihina mana ada yang bersikap biasa saja. Umumnya marah. Maaf bukan anda tapi kami yang menulis. Biasanya ada rasa tidak enak di hati kalau ada yang menghina.
Semoga saja kita semua bisa meraih 3 sikap orang zuhud ini dalam kehidupan kita yang singkat ini. Akirnya semua musik akan ditinggalkan suka atau tidak karena hanya kalam Allah saa yang paling benar.