Bagaimana Para Sahabat Rasulullah SAW Menyikapi Perbedaan?
Ini pertanyaan yang penting di tegah-tengah kita. Karena ada sikap yang salah sering membuat semuanya berantakan. Adanya perbedaan bukan untuk membuat hidup menjadi tidak harmonis namun agar semua bisa saling menguatkan.
Dalam bahasa-bahasa yang lebih ringan dikatakan bahwa dengan berbeda kita bisa saling mengenal. Perkenalanan inilah yang mejadi sarana kerukunan kita di dunia. Jalan ini sudah menjadi pembahasan yang panjang kemanusia dan dulu hingga kini.
Manusia diciptakan memiliki perbedaan-perbedaan. Maka berbeda kepalaberbeda pula pemikirannya. Demikian juga para sahabat Rasulullah saw sering berbeda pendapat. Namun sejak awal kita mesti paham bahwa para sahabat itu berbeda tapi dalam bingkai ketaatan kepada Allah SWT.
Sebelumnya, para ulama membawa kita pada dua prinsip untuk menyikapi ini. Timbulnya perbedaan itu asalnya pada dua hal. Pertama, teks Al-Qur'an atau Al-Hadits memiliki makna yang lebih dari satu. Maka dar sini bisa timbl perbedaan.
Kedua, perbedaan itu bisa muncul karena perbedaan latar belakang para sahabat dan tingkat pengetahuannya. Maka dari asal yang kedua ini bisa juga timbul perbedaan yang akan disikapi dengan sangat baik.
Sesungguhnya untuk meringkas persoalan ini sangat mudah. Karena Allah telah memberikan arahan yang jelas. Bila para sahabat berbeda pendapat tentang sesauatu persoalan maka mereka akan kembali merujuk pada Al-Qur'an dan Al-Hadits.
Allah berfirman:
Contoh Sikap Sahabat Rasulullah saw Menyikapi Perbedaan
Suat saat Rasulullah saw bersabda:
Rasulullah saw menyampaikan hadits ini saat ia memerintahkan para sahabat untuk mendatangi perkampungan ahudi bani Quraizhah. Menyikapi sabda Rasulullah saw ini para sahabat berbeda pendapat. Pertama, mereka sudah masuk waktu ashar di perjalanan nmun mereka tidak segera shalat ashar hingga sampai di Bani Quraizhah.
Kedua, para sahabat yang segera melaksanakan shalat di perjalanan saat waktu ashar tiba. Mereka berpendapat bahwa perintah Rasulullah saw itu mengandung pengertian agar mereka mempercepat perjalanan sehingga bisa tiba di kampung Bani Quraizhah lebih awal.
Dan saat dilaporkan kepada Rasulullah saw ternyata Rasulullah saw tidak memberikan komentar apa-apa kepada kedua sikap para sahabat ini. Dari kejadian ini kita bisa menarik pelajaran besar bahwa hanya dalam bingkai taat kepada Allah perbedaan itu akan menjadi rahmat.
Dalam bahasa-bahasa yang lebih ringan dikatakan bahwa dengan berbeda kita bisa saling mengenal. Perkenalanan inilah yang mejadi sarana kerukunan kita di dunia. Jalan ini sudah menjadi pembahasan yang panjang kemanusia dan dulu hingga kini.
Manusia diciptakan memiliki perbedaan-perbedaan. Maka berbeda kepalaberbeda pula pemikirannya. Demikian juga para sahabat Rasulullah saw sering berbeda pendapat. Namun sejak awal kita mesti paham bahwa para sahabat itu berbeda tapi dalam bingkai ketaatan kepada Allah SWT.
Sebelumnya, para ulama membawa kita pada dua prinsip untuk menyikapi ini. Timbulnya perbedaan itu asalnya pada dua hal. Pertama, teks Al-Qur'an atau Al-Hadits memiliki makna yang lebih dari satu. Maka dar sini bisa timbl perbedaan.
Kedua, perbedaan itu bisa muncul karena perbedaan latar belakang para sahabat dan tingkat pengetahuannya. Maka dari asal yang kedua ini bisa juga timbul perbedaan yang akan disikapi dengan sangat baik.
Bila anda berkenan boleh membaca Contoh Pertanyaan Sahabat Kepada Rasulullah SAW
Taat Kepada Allah dan Mengembalikannya Kepada Al-Quran dan As-Sunnah
Sesungguhnya untuk meringkas persoalan ini sangat mudah. Karena Allah telah memberikan arahan yang jelas. Bila para sahabat berbeda pendapat tentang sesauatu persoalan maka mereka akan kembali merujuk pada Al-Qur'an dan Al-Hadits.
Allah berfirman:
﴿ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ
تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
﴾ [النساء: 59]
Contoh Sikap Sahabat Rasulullah saw Menyikapi Perbedaan
Suat saat Rasulullah saw bersabda:
(لا يُصلينَّ
أحدٌ العصر إلا في بني قريظة))
Rasulullah saw menyampaikan hadits ini saat ia memerintahkan para sahabat untuk mendatangi perkampungan ahudi bani Quraizhah. Menyikapi sabda Rasulullah saw ini para sahabat berbeda pendapat. Pertama, mereka sudah masuk waktu ashar di perjalanan nmun mereka tidak segera shalat ashar hingga sampai di Bani Quraizhah.
Kedua, para sahabat yang segera melaksanakan shalat di perjalanan saat waktu ashar tiba. Mereka berpendapat bahwa perintah Rasulullah saw itu mengandung pengertian agar mereka mempercepat perjalanan sehingga bisa tiba di kampung Bani Quraizhah lebih awal.
Dan saat dilaporkan kepada Rasulullah saw ternyata Rasulullah saw tidak memberikan komentar apa-apa kepada kedua sikap para sahabat ini. Dari kejadian ini kita bisa menarik pelajaran besar bahwa hanya dalam bingkai taat kepada Allah perbedaan itu akan menjadi rahmat.