“Mengapa
Tidak Kamu Tulis saja nikmat-nikmat Tuhanmu?” Begitu bisikan hatiku di saat
ini.
Benar
kata Ustadz Adi Hidayat kalau orang sudah mau bertaqwa maka Allah mau juga
memberikan jalan.
Buktinya
banyak dan itu yang terjadi kepada saya. Maaf bila anda tidak suka dengan
ungkapan perasaan saya.
Saya
hanya ingin berbagi kebahagiaan saja. Semoga dengan ini ada hati lain yang
memilii getaran yang sama.
Tidak
ada orang yang mengaku dirinya sudah baik. Untuk berada pada lingkup kategori
soleh sepertinya masih jauh.
Meskipun
begitu orang tetap harus berupa. Dengan demikian ia punya alasan untuk
mengatakan yan seharusnya dikatakan.
Saya
Ingin sekali seperti mereka yang wajahnya teduh. Kalau saya memandang wajahnya
ada ketenangan merasuk sukma. Dan itu nyata.
Maka
saya berupa amendekati. Ternyata mereka sangat terbuka selapang hatinya yang
penuh iman.
Tidak
tampak rona curiga pada raut mukanya. Senyuman tulusnya begitu mengena ke dalam
hati.
1001 Keajaiban Tangan dan Jarinya
Kemarin
sore, tepatnya tanggal 14 Desember 2018 aku melihat seorang wanita terduduk di
ranjang rumah sakit.
Tangannya
terbngkus samping kebat. Terlihat di wajahnya lelah dan menahan rasa
sakit.
“Ibu
sakit apa? Tanyaku padanya.
“Ini”
ia menjawab dengan hanya satu kata sambil memperlihatkan tangannya.
Saat
samping kebatnya ia singkap aku langsung terperanjat.
Jelas
di hadapanku emandangan yang mengerikan.
Tangan
dan jarinya membesar. Warnanya merah dan ada borok di bagian pungungnya.
Pantas
ia sangat kesakitan dan kebingungan.
“Semoga
Allah menghilangkan rasa sakitnya dan segera menyembuhkannya!” Begitu seruku
pada Allah untuknya.
Pengajian Seusai Maghrib
Kejadian
itu mengingatkanku pada pertanyaan kepada murid-muridku yang lucu-lucu. Di
serambi masjid aku pernah bertanya sambil mengacungkan tangan.
“Apa
saja yang bisa dilakukan tangan?” Begitu tanyaku kepada mereka.
“Menulis,
mencolek, memegang, menekan, mengambil, menahan, menarik, menari …. “
Begitu
mereka menyebut banyak kata kerja untuk tangan.
Betapa
banyaknya nikmat Allah yang wajib disyukuri dalam tangan. Tangan ini bisa
menulis, lantas mengapa tidak menulis?
Pertanyaan
itu terus saja menembakkan pelurunya hingga hatiku tergerak. Apalagi mentorku
di KMO aalah seorang yang punya kendala di tangannya.
Tapi
ia mampu melewati rintangan itu. Ia sukses menerbitkan buku.
Sedangkan
sayayang tangannya tidak bermasalah tidak punya karya satu pun.
Betapa
diri telah mendustakan nikmat Allah SWT.
Tuliskan Saja Pekerjaan Tanganmu
Kalau
dipikir-pikir, apa sebenarnya yang menghambat orang untuk menulis. Tidak ada selain
malas dan kurang bersyukur.
Soal
malas, ini adalah musuh bebuyutannya peradaban. Kalau dia ada maka akan menjadi
benalu. Yang bermental seperti inihanya akan puas dengan yang remeh temeh lalu
menganggapnya sebagai maha karya.
Padahal
yang ia sebut sebagai karya hanyalah debu-debu saja bila dibandingkan dengan
yang dihasilkan orang lain.
Perbandingan
itu bagi yang malas hanya akan menimbulkan penyakit hati saja. Ia akan
menyalahkan keterbatasannya, temannya, dan lingkungannya.
Kurangnya
rasa syukur tidak sedikit sahamnya pada kemuduran seseorang. Kwalitas orang
yang kurang bersykur adalah kemandegan.
Memang
malas dan kurang syukur adalah dua kata adik kakak yang tidak mau dipisahkan.
Kedewasaan orang akan terlihat kalau ia mau berpisah dengan keduanya.
Apapun Keadaanmu Berbahagialah
Menerima
apapun yang Allah berikan dan tentukan akan melapangkan dadamu.
Kebahagian itu
saat anda rido kepadaNya. Apapun yang terjadi anda mesti rela hingga tidak
menyisakkan celah untuk angan-angan kosong yang meracuni pikiran anda.