Perbincangan kemari siang masih saya ingat. Ada orang yang dimarahi seseorang karena kelakunnya yang tidak baik. Namun ternyata malah menjadi perkelahian karena hal itu. Saya yakin karena ada yang salah dalam keputusannya menyikapi hal itu.
Takut sekali bila ingat akan semua ini. Karena saya yakin dan saya rasakan bahwa masih sering pula saya bersikap yang tidak baik. Ini tidak bisa dipungkiri. Saat ditegu teman misalnya atau menerima kritik terkadang malah sikap saya pada orang itu agak BERBEDA.
Coba anda bayangkan, karena sikap yang salah, anak bisa kabur dari rumah orang tuanya. Tentu tidak ada orang tua yang mau menyakiti anaknya. Tapi rasa sayang itu beda-beda penampakannya. Ada yang memanjakannya dan memenuhi keiginannya. Namun di saat yang lain perlakuannya beda
Kalau anak yang sikapnya baik saat ia melihat orang tuanya marah dan tidak rido maka ia segera memperbaiki dirinya. Tent dengan sepenuh hati. Sebagai orang yang selalu ingin memperbaiki keadaan tentu saja anda setuju dengan sikap ini.
Namun bagi anak yang sikapnya buruk malah ia pergi dari ruamh, tidak mau makan, malas sekolah, turun semangat belajarnya, dan seterusnya. Belajar menyikapi semuanya dengan baik akan melahirkan kebaikan.
Islam mengajarkan ajaran TAUBAT. Tauba ini adalah sikap yang baik dalam menyikapi sebuah kesalahan. Orang bertaubat bahkan bisa jadi lebih maju dalam beramal karena di hatinya menyimpa penyesalan. Ia merasa telah tertinggal jauh oleh yang lain yang telah beramal dari dulu. Makanya, kalau orang lain beramal seperti orang berjalan maka ia harus beramal seperti orang yang berlari. Kalau orang lain melangkah satu dua lagkah maka ia berupaya melangkah seribu langkah lebih maju dan lebih cepat.
Itulah sikap yang benar!
KALAU KITA TIDAK BISA BERLOMBA DENGAN ORANG-ORANG BAIK DALAM MENCARI RIDO ALLAH. MAKA BERLOMBALAH DENGAN PARA PENDOSA UNTUK MERAIH AMPUNAN-NYA.
MANFAATKAN SEMUA YANG BISA DIMANFAATKAN UNTUK MENDEKAT KEPADA ALLAH.
Imam Syafii bahkan sampai mengngkap bahwa aku bukan orang baik, tapi aku mencintai orang-orang yang baik, semoga dengan begitu akan tergolong pada golongan mereka.
Inilah mungkin yang disebut NEBENG KEBAIKAN. Maka dari itu jadila pendukung kebaikan-kebaikan. Semoga Allah menanamkan di dalam hati anda kecintaan kepada kebaikan dan para pembela kebenaran.
Kacang Lupa Kulitanya Telanjang Jadinya
Awas!!!
Alah telah menutupi keburuukan, aib, dan kekurangan anda. Maka jangan singkap itu semua dengan terus-menerus berbuat keburukan. Ada orang yang tertangkap sedang berzina, padahal ia "orang bai". Saat didatangkan kepada hakim maka sang hakim mengatakan, "Tidak mungkin baru sekali, ia tertangkap basah karena hukuman untuk perbuaannya yang brulang kali." Seperti itu kata-kata menurut versi saya. Na'udzubillah dari semua itu!!!
ADA SESEORANG YAN SALAH BERSIKAP HINGGA SALAH SIKAP ITU MEMBUATNYA KALAP. Ia telah memutuskan hubungan baik yang ulu terjalin erat hanya karena salah bersikap. Saat ditanyakan kepadanya, mengapa? Akhirnya jawabannya itulah yang membuatnya kalap. Sahabatnya membeberkan akibatnya yang membuat hati ciut. Akhirnya ia menangis dan berkata hanya 2 kata saja, maafkan saya.
Semoga amalan kita kepada Allah SWT semakin hari semakin baik dan bertambah. Ilmu bertambah, kesalihan bertamba, ketaqwaan menguat, keikhlasan hati semakin baik, keluarga sehat, anak-anak bisa mendukung perjuangan agama, dan seterusnya. Amiiiiin !!!!
Takut sekali bila ingat akan semua ini. Karena saya yakin dan saya rasakan bahwa masih sering pula saya bersikap yang tidak baik. Ini tidak bisa dipungkiri. Saat ditegu teman misalnya atau menerima kritik terkadang malah sikap saya pada orang itu agak BERBEDA.
Coba anda bayangkan, karena sikap yang salah, anak bisa kabur dari rumah orang tuanya. Tentu tidak ada orang tua yang mau menyakiti anaknya. Tapi rasa sayang itu beda-beda penampakannya. Ada yang memanjakannya dan memenuhi keiginannya. Namun di saat yang lain perlakuannya beda
Kalau anak yang sikapnya baik saat ia melihat orang tuanya marah dan tidak rido maka ia segera memperbaiki dirinya. Tent dengan sepenuh hati. Sebagai orang yang selalu ingin memperbaiki keadaan tentu saja anda setuju dengan sikap ini.
Namun bagi anak yang sikapnya buruk malah ia pergi dari ruamh, tidak mau makan, malas sekolah, turun semangat belajarnya, dan seterusnya. Belajar menyikapi semuanya dengan baik akan melahirkan kebaikan.
Islam mengajarkan ajaran TAUBAT. Tauba ini adalah sikap yang baik dalam menyikapi sebuah kesalahan. Orang bertaubat bahkan bisa jadi lebih maju dalam beramal karena di hatinya menyimpa penyesalan. Ia merasa telah tertinggal jauh oleh yang lain yang telah beramal dari dulu. Makanya, kalau orang lain beramal seperti orang berjalan maka ia harus beramal seperti orang yang berlari. Kalau orang lain melangkah satu dua lagkah maka ia berupaya melangkah seribu langkah lebih maju dan lebih cepat.
Itulah sikap yang benar!
KALAU KITA TIDAK BISA BERLOMBA DENGAN ORANG-ORANG BAIK DALAM MENCARI RIDO ALLAH. MAKA BERLOMBALAH DENGAN PARA PENDOSA UNTUK MERAIH AMPUNAN-NYA.
MANFAATKAN SEMUA YANG BISA DIMANFAATKAN UNTUK MENDEKAT KEPADA ALLAH.
Imam Syafii bahkan sampai mengngkap bahwa aku bukan orang baik, tapi aku mencintai orang-orang yang baik, semoga dengan begitu akan tergolong pada golongan mereka.
Inilah mungkin yang disebut NEBENG KEBAIKAN. Maka dari itu jadila pendukung kebaikan-kebaikan. Semoga Allah menanamkan di dalam hati anda kecintaan kepada kebaikan dan para pembela kebenaran.
Kacang Lupa Kulitanya Telanjang Jadinya
Awas!!!
Alah telah menutupi keburuukan, aib, dan kekurangan anda. Maka jangan singkap itu semua dengan terus-menerus berbuat keburukan. Ada orang yang tertangkap sedang berzina, padahal ia "orang bai". Saat didatangkan kepada hakim maka sang hakim mengatakan, "Tidak mungkin baru sekali, ia tertangkap basah karena hukuman untuk perbuaannya yang brulang kali." Seperti itu kata-kata menurut versi saya. Na'udzubillah dari semua itu!!!
ADA SESEORANG YAN SALAH BERSIKAP HINGGA SALAH SIKAP ITU MEMBUATNYA KALAP. Ia telah memutuskan hubungan baik yang ulu terjalin erat hanya karena salah bersikap. Saat ditanyakan kepadanya, mengapa? Akhirnya jawabannya itulah yang membuatnya kalap. Sahabatnya membeberkan akibatnya yang membuat hati ciut. Akhirnya ia menangis dan berkata hanya 2 kata saja, maafkan saya.
Semoga amalan kita kepada Allah SWT semakin hari semakin baik dan bertambah. Ilmu bertambah, kesalihan bertamba, ketaqwaan menguat, keikhlasan hati semakin baik, keluarga sehat, anak-anak bisa mendukung perjuangan agama, dan seterusnya. Amiiiiin !!!!