-->

Memburu Kemungkinan Meninggalkan Kepastian

Sesunguhnya yang pasti itu adalah janji Allah. Kalu Allah sudah berjanji maka tidak akan pernah dilanggarnya. Kalau Allah menyatakan akan memasukkan orang yang beriman dan beramal shalih ke dalam sorganya maka itu pasti terjadi.

kalau demikian. Semoga kita termasuk orang yang mengejar kepastian itu. Karena yang pasti-pasti lebih menenangkan hati. Mengejar yang halal dan meninggalkan yang haram. Itu pasti. Tapi mengejar sesuatu yang berbahaya akan membuat kita celaka adalah kebodohan.

Selanjutnya yang pasti adalah jaminan rezeki anda selama di dunia ini. Itu sudah pasti anda dapatkan. Makanya saat bekerja yang anda niatkan adalah beribadah. Dan setelah itu Allah yang memainkan peranannya.

Masa sih Allah menyia-nyiakan anda yang shalat, sedekah, berzakat dan suka membantu orang. Jangankah anda orang baik bahkan orang-orang jahatpun mengakui bahwa ada keberentungan-keberuntungan dalam hidupnya selama menjadi oran jahat. Bukankah ada penjahat yang selalu lolos dari kejaran petugas.

Yang pasti, anda diperintah untuk beribadah dan taat kepada Allah SWT. Dan anda mesti tetap pada jalan ini jangan sampai tergiur jalan pintas yang hanya kana membelokkan anda dari tujuan semuala. Tetaplah pada jalur kebenaran.

Yang dikatakan orang cerdas adalah memilih yang terbaik dari yang baik. Orang bodoh akan memilih yang buruk padahal sudah tersedia yang baik. Pilihlah yang terbaik. Kalua bersedekah bersedekahlah dengan sedekah terbaik. Begitu seterusnya.

Untuk menguatkannya, saya cantumkan pernyataan Syaikh Ibn Atha-illahberikut ini:

اِجْتِهَادُكَ فِيْمَا ضَمِنَ لَكَ وَتَقْصِيْرُكَ فِيْمَا طُلِبَ مِنْكَ دَلِيْلٌ عِلىَ انْطِمَاسِ البَصِيْرَةِ مِنْكَ.

Saya mendengar cerita dari seorang mantan tenaga kerja di luar negeri. Bagaimana ia di sana mendapatkan keberuntungan. Majikannya baik sekali. Tidak pernah complain terhadap pekerjaan ataupun makanan yang ia buat, dan suka memberikan bonus besar. Ternyata setelah ditelusuri, sang majikan sangat puas dengan hasil kerjanya.

Lihatlah!!!

Majikan yang baik saja mampu memberikan balasan lebih. "Sudah kerjakan saja tugasmu, gaji dan bonus menjadi urusanku."



Kalau sekedar majkan mah kecil. Perlakukan Allah kepada kita tidak bisa disamakan dengan majikan yang baik itu tadi. Namun setidaknya ada kemiripan sikap antara kita dan mantan tenaga kerja luar negeri tadi. Apa itu? Karena kepercayaan kita pada Allah maka kita tidak usah bepikiran bonus-bonus dan seterusnuya. Tinggal kita laksanakan perintahnya maka semua beres.
LihatTutupKomentar