Sahabat semua, Bagi Mohammad Fauzil Adhim, memberi nama anak adalah urusan pendidikan yang paling awal. Mengapa demikian? Marilah sejenak mengulik hal ini.
Semua orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya. Hingga sampai ke urusan nama pun mesti yang baik. Maksudnya enak disebut, enak di dengar, mengandung filosofi yang dalam.
Baca juga:
Bahayanya Televisi Bagi Perkembangan Anak-Anak
Nama si buah hati sebisa mungkin ada asbab tasmiah atau sebab-sebab penamaan. Mengapa ank anda dinamai dengan Jalalauddin, misalnya? Itu karena anda ingin anak anda menjadi orang yang mengagungkan agama.
Nama si buah hati memang haruslah nama yang terbaik. Anda mesti meletakkan cita-cita pada nama mereka. Kalau bisa anda mesti ada tokoh dalam namanya. Misalnya Yunus karena anda ingin anak anda seperti Nabi Yunus yang begitu antusias memohon ampunan kepada Allah SWT.
Anak yang anda harapkan bukanlah anak yang pandai bernyanyi lagu ini dan itu dan sanggup menggoncang dunia dengan suaranya. Bukan hanya itu. Tapi anak yang anda harapkan adalah anka yang menambah bobot bumi ini dengan kalimat la ilaaha illallah.
Maka anak yang hatinya penuh dengan rasa cinta, takut, dan harap hanya kepada Allah, ia akan mengisi dunia dengan kedamaian dan manfaat yang luas.
Maka jika ia menggenggam ilmu, ilmunya akan ia gunakan untuk memakmurkan bumi ini dengan kemanfaatan. Jika harta ada padanya maka tangannya akan ringan berderma.
Maka dengan demikian, bila anda terlanjur menamai anak anda dengan nama-nama yang buruk, tidak ada semangat agama di dalamnya, maka anda bisa menggantinya.
Dalam banyak riwayat, Rasulullah saw banyak mengganti nama sahabat yang namanya tidak mencerminkan semangat agama.
Misalnya, dulu, pada zaman Nabi, ada nama orang Mudhthaji'. Nama ini berarti suka berbaring tidur-tiduran. Karena tidak sesuai dengan semangat Islam maka oleh Rasulullah saw diganti dengan Munba'its yang berarti bangkit bergerak cekatan.
Semua orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya. Hingga sampai ke urusan nama pun mesti yang baik. Maksudnya enak disebut, enak di dengar, mengandung filosofi yang dalam.
Baca juga:
Bahayanya Televisi Bagi Perkembangan Anak-Anak
![]() |
Nama Terindah untuk Si Bah Hati |
Nama si buah hati sebisa mungkin ada asbab tasmiah atau sebab-sebab penamaan. Mengapa ank anda dinamai dengan Jalalauddin, misalnya? Itu karena anda ingin anak anda menjadi orang yang mengagungkan agama.
Nama si buah hati memang haruslah nama yang terbaik. Anda mesti meletakkan cita-cita pada nama mereka. Kalau bisa anda mesti ada tokoh dalam namanya. Misalnya Yunus karena anda ingin anak anda seperti Nabi Yunus yang begitu antusias memohon ampunan kepada Allah SWT.
Anak yang anda harapkan bukanlah anak yang pandai bernyanyi lagu ini dan itu dan sanggup menggoncang dunia dengan suaranya. Bukan hanya itu. Tapi anak yang anda harapkan adalah anka yang menambah bobot bumi ini dengan kalimat la ilaaha illallah.
Maka anak yang hatinya penuh dengan rasa cinta, takut, dan harap hanya kepada Allah, ia akan mengisi dunia dengan kedamaian dan manfaat yang luas.
Maka jika ia menggenggam ilmu, ilmunya akan ia gunakan untuk memakmurkan bumi ini dengan kemanfaatan. Jika harta ada padanya maka tangannya akan ringan berderma.
Maka dengan demikian, bila anda terlanjur menamai anak anda dengan nama-nama yang buruk, tidak ada semangat agama di dalamnya, maka anda bisa menggantinya.
Dalam banyak riwayat, Rasulullah saw banyak mengganti nama sahabat yang namanya tidak mencerminkan semangat agama.
Misalnya, dulu, pada zaman Nabi, ada nama orang Mudhthaji'. Nama ini berarti suka berbaring tidur-tiduran. Karena tidak sesuai dengan semangat Islam maka oleh Rasulullah saw diganti dengan Munba'its yang berarti bangkit bergerak cekatan.