Syarat-Syarat Beramal dengan Hadits Dhaif adalah ilmu yang mesti dikaji. Ini sangat penting. Sesungguhnya manusia modern saat ini telah didahului ulama masa lampau akan hal ini. Baca juga Cara Menggunakan Hadits Dhaif Menurut Imam Nawawi.
Dalam hal ini anda akan mendapati peryataan Imam Nawawi dalkitab Al-Adzkar halaman 5 (dalam kitab kami) sebagai berikut:
Apa yang bisa saudara ambil dari kutipan tersebut? Ternyata para ulama, para ahli hadits, dan ahli fiqih membolehkan bahkan menganjurkan beramal atau mengamalkan suatu amalan yang keterangannya ada dalam hadits dha'if dalam hal keutamaan-keutamaan amal, memotivasi orang untuk beramal, memberi peringatan, selama bukan hadits palsu.
Dalam hal ini saudara bisa mengambil dua persoalan besar:
Dalam hal ini anda akan mendapati peryataan Imam Nawawi dalkitab Al-Adzkar halaman 5 (dalam kitab kami) sebagai berikut:
قال العلماءُ من المحدّثين والفقهاء وغيرهم: يجوز ويُستحبّ العمل في الفضائل والترغيب والترهيب بالحديث الضعيف ما لم يكن موضوع
Sumber: Mawdoo3 |
Dalam hal ini saudara bisa mengambil dua persoalan besar:
- Boleh beramal dengan hadits dhaif dalam masalah keutamaan amal,
- Haditsnya bukan hadits palsu atau dikatakan "kelemahannya tidak parah",
Inilah syarat anda boleh mengamalkan amalan yang bersumber dari hadits lemah. Namun, hal ini tidak mudah bagi setiap orang. Saudara akan sangat merasa kesulitan dalam menilai. Jangankan orang awam bahkan yang mendalami ilmu ini secara khusus pun tentu mendapati kesulitan. Meskipun kesulitan saudara berbeda dengan kesulitan para ulama.
Maka dalam hal ini, bagi orang awam yang tidak mendalami ilmu ini semestinya lebih mengedepankan pendapat para ahlinya. Dan bagi para muballig sebaiknya mendalami ilmu ini karena semangat menyampaikan tanpa ada ilmu hanya akan menimbulkan kesesatan.
Dalam hal ini, lagi-lagi Islam menampakkan keutamaan dan keunggulannya. Islam menempatkan ilmu pada derajat yang sangat tinggi. Dan ilmu Islam ini tidak berpisah dengan dua komponen lainnya, yaitu amal dan adab.
Dengan demikian semestinya bukan hanya memiliki retorika yang bagus dan semangat namun yang terbaik adalah menggabungkan semua potensi yang ada. Kalau belum mampu dan belum mencapai taraf yang otoritatif lebih baik menjadi pendengar aktif saja dulu dan belajar saja dulu. Karena beramal banyak akan lebih berkelas dengan ilmu yang banyak pula.
Sebelum berakhir tulisan ini, silahkan anda baca pernyataan Imam Nawawi sebelum kutipan di atas:
اعلم أنه ينبغي لمن بلغه شيء في فضائل الأعمال أن يعمل به ولو مرّة واحدة ليكون من أهله، ولا ينبغي أن يتركه مطلقاً بل يأتي بما تيسر منه، لقول النبي صلى اللّه عليه وسلم في الحديث المتفق على صحته