Monday, May 1, 2017
Saat saya menulis catatan ini saya sedang berada di atas anjungan anco. Kata terakhir dari kalimat sebelum ini mungkin belum anda kenal. Anco adalah perangkap ikan semacam jala berukuran besar. Ukurannya bisa mencapai 6.5X6.5 meter persegi.
Cerita tadi siang begitu menarik dan panjang. Saya akan ceritakan kepada anda satu-persatu secara singkat dalam beberapa kalimat. Mohon untuk bersabar dalam membacanya.
Setelah sarapan yang disiapkan istri tercinta, saya langsung melaju ke kebun cabe kawan baik untuk melihat perkembangannya sekalugus mengajukan beberapa pertanyaan. Beliau adalah bligger sukses, kyai, sekaligus petani teladan.
Perjalanan seru berikutnya adalah menuju kebun cabe kedua milik saudara saya di kawasan Cipunage. Sengaja saya memilih jalan yang tidak biasa. Saya berani tersesat untuk mengetahui jalan baru dan sengaja menikmati petualangan kecil.
Bolak-balik saya mencarikebun cabe kedua ini. Akhirnya ketemu juga dan saya berbincang dengan oara pekerjanya yang masih kerabat serta tetangga saya. Sayang sang pemilik belum tiba di kebunnya.
Selanjutnya saya menuju kebun cabe ketiga milik paman saya di kawasan pelabuhan Jayanti. Saya sempat makan ikan Balanak pepes dan menggali bibit pisang raja untuk ditanam di kebun saya.
Selanjutnya saya langsung menuju ke kebun cabe milik saya untuk menyimpan benih pisang raja sambil merapijan beberapa tumbuhan yang belum srmpat saya bereskan sebelumnya.
Setelah itu saya pergi ke kebun cabe milik Pak Ade Muhlis. Sayang saya tidak bertenu dengannya karena sedang ada kegiatan di tempat lain. Di sana saya beryemu dengan paman saya yang menawarkan kotoran bebek untuk dijadikan puouk.
Saya dobantu mengangkat kotoran bebek, domba, dan ayam. Kemudian paman saya da kakak ibu saya yang lain ikut oula memvantu saya. Cukup lelah hibgga saya harus berhenti dulu memindahlan kotoran hewan itu setelah Ashar.
Cerita tadi siang begitu menarik dan panjang. Saya akan ceritakan kepada anda satu-persatu secara singkat dalam beberapa kalimat. Mohon untuk bersabar dalam membacanya.
Setelah sarapan yang disiapkan istri tercinta, saya langsung melaju ke kebun cabe kawan baik untuk melihat perkembangannya sekalugus mengajukan beberapa pertanyaan. Beliau adalah bligger sukses, kyai, sekaligus petani teladan.
Bolak-balik saya mencarikebun cabe kedua ini. Akhirnya ketemu juga dan saya berbincang dengan oara pekerjanya yang masih kerabat serta tetangga saya. Sayang sang pemilik belum tiba di kebunnya.
Selanjutnya saya menuju kebun cabe ketiga milik paman saya di kawasan pelabuhan Jayanti. Saya sempat makan ikan Balanak pepes dan menggali bibit pisang raja untuk ditanam di kebun saya.
Selanjutnya saya langsung menuju ke kebun cabe milik saya untuk menyimpan benih pisang raja sambil merapijan beberapa tumbuhan yang belum srmpat saya bereskan sebelumnya.
Setelah itu saya pergi ke kebun cabe milik Pak Ade Muhlis. Sayang saya tidak bertenu dengannya karena sedang ada kegiatan di tempat lain. Di sana saya beryemu dengan paman saya yang menawarkan kotoran bebek untuk dijadikan puouk.
Saya dobantu mengangkat kotoran bebek, domba, dan ayam. Kemudian paman saya da kakak ibu saya yang lain ikut oula memvantu saya. Cukup lelah hibgga saya harus berhenti dulu memindahlan kotoran hewan itu setelah Ashar.