Sebagai manusia ada perintah yang mutlak bahwa hidup di dunia pada hakikatnya untuk ibadah. Dan tuntunan dari pemimpin kita adalah melaksanakan amal itu harus dilakukan dengan maksimal dan kwalitasnya harus bagus.
Bia demikian olah raga yang diniatkan agar bisa shalat dengan tegak tanpa ada keluhan, misalnya lemas di kaki dan badan, gampang sakit, tidak tahan kena dingin, tidak kuat berdiri lama, tidak tahan shalat dengan jumlah rakaatn banya, maka bila demikian maka olah raga termasuk ibadah.
Namun ada yang ironis terjadi di kalangan para olah ragawan. Barang kali ini catatan pribadi saya sebagai olahragawan volli ball. Dan tidak menutup kemungkinan terjadi kepada selain saya. Barang kali anda juga mengalamaninya.
Kalau sedang berlatih fisik olah ragawan harus melakukannya di tengah terik matahari. Agar daya tahan tubuhnya terlatih. Dan yang rajin berolahraga tentu bukan hanya tengah hari. Bahkan dari pagi hari ia sudah gerak badan.
Sayangnya, sering kali yang kuat panas-panasan itu, yang kuat berlari ribuan meter itu, ternyata tidak mampu shalat walaupun hanya 2 rakaat. Padahal di masjid sudah disediakan AC dan Kipas angin lagi pula masjid sudah ada atapnya.
Orang-orang berolah raga sambil loncat, berguling, dan melakukan gerakan yang menghentak yang mengundang keringat. Anehnya kita mampu melakukannya. Namun saat harus shalat yang gerakannya terbatas, tidak menghentak, dan tidak capek, saya sering tidak mampu.
Bila saja olah raga itu tujuannya untuk kesehatan dan kebugaran agar bisa melakukan ibadah-ibadah maka itu sangat baik. Namun bila berolah raga malah ketinggalan shalat lalu kesehatan macam apakah itu?
Ada yang olah raga pagi-pagi, sebelum shubuh sudah lari pagi. Ia bangun pagi karena harus berlari. Tapi ia tidak terpikir untuk tahajjud. Lantas ternyata tidak shalat Tahajjud. Inilah yang harus dirubah jangan sampai dilestarikan.
Bia demikian olah raga yang diniatkan agar bisa shalat dengan tegak tanpa ada keluhan, misalnya lemas di kaki dan badan, gampang sakit, tidak tahan kena dingin, tidak kuat berdiri lama, tidak tahan shalat dengan jumlah rakaatn banya, maka bila demikian maka olah raga termasuk ibadah.
Namun ada yang ironis terjadi di kalangan para olah ragawan. Barang kali ini catatan pribadi saya sebagai olahragawan volli ball. Dan tidak menutup kemungkinan terjadi kepada selain saya. Barang kali anda juga mengalamaninya.
Sayangnya, sering kali yang kuat panas-panasan itu, yang kuat berlari ribuan meter itu, ternyata tidak mampu shalat walaupun hanya 2 rakaat. Padahal di masjid sudah disediakan AC dan Kipas angin lagi pula masjid sudah ada atapnya.
Orang-orang berolah raga sambil loncat, berguling, dan melakukan gerakan yang menghentak yang mengundang keringat. Anehnya kita mampu melakukannya. Namun saat harus shalat yang gerakannya terbatas, tidak menghentak, dan tidak capek, saya sering tidak mampu.
Bila saja olah raga itu tujuannya untuk kesehatan dan kebugaran agar bisa melakukan ibadah-ibadah maka itu sangat baik. Namun bila berolah raga malah ketinggalan shalat lalu kesehatan macam apakah itu?
Ada yang olah raga pagi-pagi, sebelum shubuh sudah lari pagi. Ia bangun pagi karena harus berlari. Tapi ia tidak terpikir untuk tahajjud. Lantas ternyata tidak shalat Tahajjud. Inilah yang harus dirubah jangan sampai dilestarikan.