Apa kamu tidak malu,
Di Jawa sana ada seorang buruh tani sanggup naik haji?
Ia mengumpulkan upahnya selama 25 tahun.
Dan ia berangkat haji juga tahun ini.
Sedangkan kamu.
Uang banyak.
Liburan sudah ke mana-mana.
Bukan hanya di dalam negeri.
Destinasi di luar negeri pun sudah kamu jelajahi.
Apakah dalam itenerary kamu tidak ada yang namanya Kota Makkah dan Madinah?
Tentuny ada bukan?!
Bila ada, sykur lah.
Bila tidak ada beristighfar lah!!!!
Bukankah kami sendiri yang mengatakan.
bahwa semua berawal dari mimpi.
Awalnya niat suci.
Karena kepikiran jadinya sampai terbawa mimpi.
Bohong bila punya keinginan namunusahanya leha-leha.
Cuma ingin di mulut saja.
Buktinya kamu tidak sibuk mencari caranya.
Kamu juga kelihatan kurang shalat malamnya.
Shadaqah kamu juga masih sedikit.
Bantuan mu kepada yang membutuhkan tidak gencar kamu lakukan.
Caramu itu membuktikan kamu tidak serius.
Saya tahu saat kamu ada kemauan kepada isterimu atau suamimu sebelum kalian menikah.
Bukankah karena sangat inginnya sampai terbawa mimpi.
Dan kamu sibuk untuk mencari cara agar terlaksana menikah dengannya, bukan?!
Saat itu,
Malam-malammu dihiasi dengan doa.
Dan selalu kamu sertakan namanya dalam doamu.
Dan kami meminta kepada Tuhan yang memilikinya agar memberikannya kepadamu.
Sungguh malam yang syahdu.
Saat itu juga,
Kamu semakin sibuk.
Bukan hanya mencari tahu tentan dirinya.
Bahkan kamu sibuk memantaskan dirimu untuk bersanding dengannya.
So ....
Ketika itu terjadi,
kamu jadi punya komitmen.
Apapun yang terjadi akan aku hadapi.
Mau pahit atau pun manis akan aku terima.
Itu katamu, bukan.
Seharusnya kami harus begitu.
Saat kamu ada keinginan untuk ibadah haji.
Kami harus sibuk memantaskan diri.
Dan siap menerima apapun yang akan terjadi.
Sekarang punya uang berapa?
Seratus ribu ada.
Bila membuka rekening baru bisa 100 ribu,
Mendingan kamu pakai saja buat daftar haji.
Kamu langsung berdoa,
Ya Allah cukupkan . . . .