Kata orang manusia itu suka keabadian. Namanya ingin selalu dikenang. Bahkan bukan hanya sekedar nama namun keagungan kejayaan dan kehidupannya ingin manusia lain mengingatnya. Maka terciptalah maha karya-maha karya. Berdirilah piramida-piramida raksasa di mesir. Di tanah jawa pun tidak kalah ada Candi Borobudur. Sampai sekarang manusia tetap selalu begitu, sampai nanti pun manusia akan seperti itu.
Dengan anugerah dari Allah manusia terus menggali potensi dan melakukan banyak penelitian. Ia meniru design Allah yang ada pada setiap maklukNya. Maka manusia kemudian membuat alat baru dan mengembangkan kemahiran dalam teknologi. Manusia akan terus meraih kejayaan diri dan jenisnya hingga ia mengolah alam yang telah ditundukkan Tuhan untuk dirinya.
Lalu apa ?
Manusia adalah makhluk yang diciptakan untuk abadi namun nisbi. Ia akan fana di dunia dan akan kekal di akhirat. Ia kekal dalam kebahagiaan di surge atau kekal dalam penderitaan di Neraka. Ia kekal namun kekekalannya bergantung kepada Allah. Dengan ini hanya Allah lah yang Maha Kekal karena semua yang ada adalah cipataan-Nya.
Setelah itu apa lagi ?
Umur dunia tidak lama bila dibandingkan dengan kekalnya akhirat. Ia bagaikan kilatan caaya saking cepanya ia berlalu dan cepatnya perjalanan. Meski yang kita yang menjalani kehidupan dunia ini serasa lama, namun dalam hitungan yang teliti kehidupan kita teramat sangat singkat. Dan yang singkat ini sangat menentukan tempat kita nanti di akhirat. Maka giatlah beramal karena kita tidak tahu ajal kita masih jauh atau sudah dekat. Karena mati itu tidak mengikuti nama alphabet nama pertama kita. BBanyak buah yang belum masak sudah gugur ke bumi.
Apakah kejayaan manusia dapat abadi ?
Hakikatnya semua amal baik atupun buruk tercatat dalam kitab yang tidak aka nada yang pernah bisa menghapusnya, kitabin marqum. Ia tercatat rapid an kelak akan dibuka kembali. Buku itu tidak melewatkan satu amalpun untuk dicatat. Bahkan manusia terkejut dengan ketelitian kitab itu yang mencatat semua amal manusia tanpa ada yang terlewati.
Kita semua yang beriman tentunya ketika kita bersusah payah menuju Tuhan kita kita ingin kita bertemu dengan-Nya dan Ia ridho kepada kita, kita pun ridho kepada-Nya. Dan kita takut bila kepayahan kita dalam beramal hanya menyisakan kelelahan semata dan Tuhan tidak ridho kepada kita.
Anugerah Allah di dunia diberikan kepada semua makhluknya dengan Kasih dan Sayangnya. Kita tidak ingin anugerah ini hanya sementara lalu kemudian sirna tanpa ada bekasnya. Na’udzu Billah Sic transic gloria mundi. Dengan ini kembalilah pada jati diri kita yang mampu menunda kenikmatan sesaat demi meraih kenikmatan yang abadi.
Dengan anugerah dari Allah manusia terus menggali potensi dan melakukan banyak penelitian. Ia meniru design Allah yang ada pada setiap maklukNya. Maka manusia kemudian membuat alat baru dan mengembangkan kemahiran dalam teknologi. Manusia akan terus meraih kejayaan diri dan jenisnya hingga ia mengolah alam yang telah ditundukkan Tuhan untuk dirinya.
Lalu apa ?
Manusia adalah makhluk yang diciptakan untuk abadi namun nisbi. Ia akan fana di dunia dan akan kekal di akhirat. Ia kekal dalam kebahagiaan di surge atau kekal dalam penderitaan di Neraka. Ia kekal namun kekekalannya bergantung kepada Allah. Dengan ini hanya Allah lah yang Maha Kekal karena semua yang ada adalah cipataan-Nya.
Setelah itu apa lagi ?
Umur dunia tidak lama bila dibandingkan dengan kekalnya akhirat. Ia bagaikan kilatan caaya saking cepanya ia berlalu dan cepatnya perjalanan. Meski yang kita yang menjalani kehidupan dunia ini serasa lama, namun dalam hitungan yang teliti kehidupan kita teramat sangat singkat. Dan yang singkat ini sangat menentukan tempat kita nanti di akhirat. Maka giatlah beramal karena kita tidak tahu ajal kita masih jauh atau sudah dekat. Karena mati itu tidak mengikuti nama alphabet nama pertama kita. BBanyak buah yang belum masak sudah gugur ke bumi.
Apakah kejayaan manusia dapat abadi ?
Hakikatnya semua amal baik atupun buruk tercatat dalam kitab yang tidak aka nada yang pernah bisa menghapusnya, kitabin marqum. Ia tercatat rapid an kelak akan dibuka kembali. Buku itu tidak melewatkan satu amalpun untuk dicatat. Bahkan manusia terkejut dengan ketelitian kitab itu yang mencatat semua amal manusia tanpa ada yang terlewati.
Kita semua yang beriman tentunya ketika kita bersusah payah menuju Tuhan kita kita ingin kita bertemu dengan-Nya dan Ia ridho kepada kita, kita pun ridho kepada-Nya. Dan kita takut bila kepayahan kita dalam beramal hanya menyisakan kelelahan semata dan Tuhan tidak ridho kepada kita.
Anugerah Allah di dunia diberikan kepada semua makhluknya dengan Kasih dan Sayangnya. Kita tidak ingin anugerah ini hanya sementara lalu kemudian sirna tanpa ada bekasnya. Na’udzu Billah Sic transic gloria mundi. Dengan ini kembalilah pada jati diri kita yang mampu menunda kenikmatan sesaat demi meraih kenikmatan yang abadi.