-->

Syukur Kepada-Mu Tuhanku

Bersyukur adalah selalu taat kepada Allah dan tidak maksiat kepadaNya, Ingat kepada Allah dan tidak lupa kepadaNya, Menampakkan anugerahnya dan tidak menyembunyikannya. Syukur artinya membuka anugerah Allah yang terpendam di dalam perut bumi, di dasar samudera dan di udara. Bersyukur berarti tidak kufur, dalam artian tidak menyembunyikan nikmat-nikmat Allah. Bila dari sisi ini maka bersyukur tidak lepas dari kewajiban untuk berilmu dan mengamalkannya. Tidak akan bisa bersyukur dengan tepat bila tidak ada pengetahuan yang baik bagaimana ia bersyukur.

Maka itulah makna Syukur yang global. Syukur yang tidak hanya sekedar ucapan syukran katsiran atau terima kasih banyak. Syukur adalah bagian dari iman seperti juga sabar. Syukur yang menjiwai seluruh aktifitas itulah cerminan dari nyatanya Syumuliyatul Islam. Memang Islam adalah agama yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Maka bersyukur pun harus pula meliputi berbagai hal dalam kehidupan kita.


Kepada siapa kita harus bersyukur?

Pertanyaan ini adalah pertanyaan retoris, dalam artian jawabannya sudah ketahui oleh umum. Dalam istilah agama termasuk Al Ma'lum min Ad Din bi Adh Dharurah, artinya sudah merupakan ajaran agama yang kecil kemungkinan orang tidak tahu. Dalam istilah psikologi ada Taken for Granted atau dalam filsafat ada istilah Aksiomatik atau Badihi dalam bahasa Arabnya.Jadi jawabannya pasti "Allah".

Siapakah Dia? Mari kita simak DiriNya memperkenalkan diri dlam salah satu firmanNya;

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (21) الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Allah adalah yang menciptakan kita. Sampai di titik ini kita harus bersyukur. Kenapa? Karena di ayat lain Allah menjelaskan bahwa makhluk Allah itu sangat banyak. Di antaranya ada yang berjalan dengan perutnya, ada juga yang berjalan dengan dua kakinya, ada juga yang berjalan dengan empat kaki.

Kita harus bersyukur diciptakan Allah menjadi manusia yang berakal. Kita bersyukur tidak diciptakan sebagai cacing, belut, atau ular yang berjalan dengan perutnya. Kita juga harus bersyukur karena tidak diciptakan sebagai kambing, kancil, kuda, gajah, jerapah, kerbau, unta dan sebagainya yang berjalan dengan empat kakinya.

Kita harus bersyukur diciptakan sebagai manusia yang mampu menguasai cacaing dan bangsa-bangsanya serta menundukkan hewan-hewan berkaki empat yang badan dan kekuatannya melebihi kita. Alhamdulillah ya Allah ya Rabbal'alamin.

Saya kan tidak ganteng? lha kan walaupun tidak ganteng tapi tetap kita bukan monyet. Seburuk buruknya kita, kita tetap manusia. Dan setampan-tampannya monyet tetap ia monyet. Monyet tempatnya di hutan atau di kebun binatang. Seganteng-gantengnya monyet kita bisa menonton mereka. maka jangan sampai monyet-monyet itu keluar dan menonton sirkus manusia karena kelakuan kita yang seperti mereka, rakus, tidak mengaji, dan tidak pernah shalat.

Saya kan duitnya sedikit!! Walaupun kantong kering tapi kan sehat. Mau pilih mana tidak punya duit tapi sehat, atau punya duit tapi tidak sehat. Kalau bisa tentu pilih dua-duanya. Namun kesehatan dari allah sangatlah mahal harganya.

Kemudian, Allah juga yang menjadikan bumi ini sebagai hamparan. Ia bergerak namun pergerakannya tidak kita rasakan. Ia melaju secepat kilat berenang di samudera alam nan luas menuju ke suatu tempat yang hanya Allah saja yang tahu. Namun kita nyaman berada di permukaannya. Seolah ia adalah binatang tunggangan yang lemah lembut dan jinak. karena dia telah ditundukkan sebagai anugerah untuk "kita".

Para pakar telah menunjukkan bukti bahwa ia tidak rata dan bulat bentuknya. Namun Allah telah menghamparkannya dalam pandangan kita. Kita tahu ada gunung, bukit, lembah dan dataran rendah. Namun semua itu terasa bagaikan alas tidur yang nyaman lengkap dengan bantal, guling, sprai, selimut dan kelambunya. Kita begitu nyaman tinggal di atas punggungnya seolah kita tidak akan di masukkan ke dalam perutnya. Saking betahnya kita terlena sehingga sepanjang hidup hanya leha-leha dan lupa bahwa waktu tidak lagi shubuh, gelapnya cahaya mentari bukan karena masih pagi namun juga karena maghrib akan segera tiba. Ia keliru menyangka lembayung sebagai fajar. Jadilah ia lupa bahwa perjalanan masih panjang.

Allah juga yang menjadikan langit sebagai atap. Sesaat ketika mentari akan terbit, Ia berhiaskan fajar yang berangsur cahaya kemerahan berubah menjadi kuning. Langit tidak langsung panas namun pancarannya sangat hangat dan menyehatkan. Berlalu sampai siang mentari menjadi sangat panas lalu kemudian berubah meliputi bumi dengan nuansa kedamaian. Semburat langit yang berwarna biru, hitam, atau berhias awan putih halus bagaikan kapas menjadi wallpaper yang indah. Mentari melanjutkan perjalanan hingga tiba di persimpanan ashar. wajahnya merona mengintip malu-malu. Allah pun menghiasinya dengan pelangi yang begitu inspiratif dan membuat mata anak kita takjub hingga tak henti bercerita bahwa tadi melihat "katumbiri" alias pelangi. Malam pun tiba, Kegelapan menyelimuti. namun ternyata Allah masih menghiasi langit dengan bulan, bintang, komet dan meteor. Lampu-lampu manusia pun menerangi sebagian sudutnya. Kerlip cahaya kunang-kunang yang sedang bertasbih dan kilatan mata kucing, singa, dan harimau menghiasi sudut malam di bawah langit yang kokoh.

Dari langit Allah menurunkan hujan. Air dari bumi diterbangkannya dengan tasbihnya angi yang dipapar senyuman mentari. Hingga berkumpul menjadi awan dan berkondensasai menjadi rintik-rintik hujan. Dialah yang maha tahu akan di mana ia menurunkannya. Sesaat setelah turun hujan anak-anak riang, bunga-bunga bergembira, tanah yang bibir dan kulitnya pecah-pecah serta ladang yang menggurun kembali bergeliat bangun dari hibernasinya. Kuncup muda pun tumbuh, bunga pun semakin menunjukkan pesonanya. Saatnya menanam, kemudian bunga pun mengandung kemudian ia melahirkan buah-buah yang beraneka warna dan rasa... Semua itu untuk "kita".

hanya satu yang diminta;
فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Hendaklah kita tidak menyeutukannya setelah kita tahu bahwa seluruh nikmat, karunia, anugerah itu berasal dari Allah. maka jangan bersyukur kepada selain Allah. dan jangan beribadah kepada selain Allah.

Kenapa Kurang Bersyukur?

Kita membaca Firman Allah yang menyatakan bahwa manusia yang bersyukur itu sangat sedikit. Lalu kenapa? jawabannya mungkin dia lupa bahwa semua karunia yang tidak akan mungkin terhitung banyaknya ini, semuanya dari allah dan bukan karena kecerdasan kita. Bila sedikit lebih panjang, hal itu karena kita suka membandingkan apa yang kita punya dengan yang dimiliki orang lain.

Penyebab dari rasa idak bersyukur adalah mefokuskan pandangan pada yang kita inginkan sementara melupakan apa yang telah kita punya saat ini. akhirnya keinginan dan ambisi yang tidak diiringi kemampuan itulah yang membaw manusia untuk motong kompas cari jalan pintas hingga menghalalkan segala macam cara. Maka dari ini syukuri apa yang ada. Lebih baik makan singkong beneran dari pada makan roti mimpi.

Tanda Orang Bersyukur

Lalu apa tanda-tandanya orang bersukur itu? Tanda-tandanya itu cuma dua. Pertama, orang yang pandai bersukur adalah dalam urusan akhirat ia melihat ke atas. Misalkan, "orang itu rajin bener ke masjid kenapa saya tidak?", "Orang itu berani bener sedekahnya, kenapa saya tidak." Sikap ini akan melahirkan sikap positif kita dalam berkebaikan dan berlomba di dalamnya.

Kemudian yang kedua, tanda orang bersyukur adalah dalam urusan dunia melihat ke bawah. Bila merasa paling miskin maka di luaran sana masih banyak orang yang lebih miskin dari dia. Maka bila punya mobil, bersyukur punya mobil, tetangga baru punya motor. yang punya motor bersyukur punya motor, tetangga sebelah hanya punya sepeda. Yang punya sepeda bersyukur punya sepeda, tetangga sebelah kemana-mana "ngagedig" alias cuma naik sandal doang. Yang jalan kaki bersyukur masih punya kaki, tetangga sebelah lumpuh kagak bisa kemana-mana. yang lumpuh bersyukur masih hidup, tetangga sebelah dikubur kagak balik lagi.

Demikianlah, allah tidak akan menyalahi janjinya. barang siapa bersyukur maka nikmat akan ditambah, dan siapa yang kufur maka sesungguhnya adzab Allah teramat dahsyat. astaghfirullah walhamdulillah.
LihatTutupKomentar