-->

Yang Manakah Khuthbah Hajah




Dalam kehidupan kita sehari-hari kita tidak akan lepas dari yang namanya berbicara. Dengan simbol-simbol yang menunjukan makna tertentu masyarakat sepakat menggunakannya sebagai penunjuk bagi benda lahir maupun ma'nawi.

Khuthbah adalah bagian dari aktivitas kita sebagai makhluk sosial. Khuthbah dilaksanakan biasanya di muka khlayak atau kumpulan orang banyak. Yang berkhuthbah biasanya orang yang dihormati dan dituakan di satu tempat. Dituakan bukan berarti melulu harus orang tua. Dihormati bukan berarti harus selalu orang kaya atau bersala dari keturunan ningrat.

Dalam sejarah kita mengenal deretan nama-nama yang khuthbahnya dikenang sepanjang masa. Karena ketegasan, gaya bicara, isi pembicaraan, atau kemampuannya mempertahankan perhatian khalayak. Beragam kajian telah pula terbit membahas gaya orang berpidato, atau sebab-sebab seseorang pidatonya dikenang.

Diantara deretan nama-nama itu, Nabi Muhammad SAW menjadi yang terbaik diantara semuanya itu. Pada saat menunaikan ibadah haji, dan itu hajinya yang terakhir, ia pernah berkhuthbah dengan rentang waktu yang lama. Dari setelah shubuh sampai zhuhur. Setelah shalat zhuhur dialnjutkan kembali hingga menjelang ashar. Dan hebatnya tidak ada seorang pun diantara mustami atau pendengar yang merasa bosan, gelisah atau mengantuk.

Diantara khutbah Nabi SAW adalah khuthbah yang sangat sering beliau sampaikan. Khuthbah ini biasanya ditempatkan pada awal ia membuka pembicaraan. Baraatul istihlalnya sangat indah dan berisi nilai-nilai yang sangat berharga bagi kehidupan umat manusi. Karena ia berisi pengakuan, pengesaan Allah, ungkapan, permintaan tolong, permohonan perlindungan.

Inilah khuthbah itu;
إنَّ الحمد لله؛ نحمده، ونستعينه، ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، مَن يهده الله؛ فلا مضلَّ له، ومن يُضلل؛ فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا  يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Itulah khuthbah Hajah yang disampaikan Rasulullah SAW. Maka bagi para Khathib dan penceramah seyogyanya mengawali khuthbahnya dengan khuthbah ini. Selain bahasanya sangat indah, di dalamnya juga terdapat banyak hikmah kenabian yang mendalam. Para ulama telah membahasnya dalam kitab-kitab yang bahasannya panjang, lebar dan luas. Maka bagi para penuntut ilmu dan hikmah diharapkan mengkaji langsung dari sumbernya.

Syaikh Al Albani dalam kitabnya, silsilah ahadits shahihah menulis;

وهذه الخطبة تسمى عند العلماء بـ (خطبة الحاجة) ، وهي تشرع بين يدي كل خطبة، سواء كانت خطبة جمعة أو عيد أو نكاح أو درس أو محاضرة، ولي رسالة خاصة جمعت فيها الأحاديث الواردة فيها وطرقها، وقد نشرت منذ سنوات في "مجلة التمدن الإسلامي" الزاهرة، ثم أفردتها في رسالة خاصة، فنحث المحبين لسنته - صلى الله عليه وسلم - والراغبين في إحيائها

Perkataannya dapat kita cermati, dalam terjemah bebasnya perkataan Asy Syaikh ini menjelaskan bahwa khuthbah di atas dinamakan KHUTHBAH HAJAH oleh para ulama. Disyariatkan untuk membacanya pada awal setiap khuthbah, baik itu khuthbah jum'at, khuthbah 'id, khuthbah nikah, mengawali pembelajaran dan diskusi. Saya memiliki kitab khusus yang menghimpun hadits-hadits serta jalur periwayatan tentang hadits khutbah hajah ini. Dan saya telah menerbitkannya dalam waktu beberapa tahun dalam "Majallah At Tamaddun Al Islami" majalah perkembangan peradaban Islam , kemudian saya menjadikannya satu kitab khusus. Maka saya mendorong para pecinta sunnah Nabi SAW dalam menghidupkan sunnahnya.

Demikian lah catatan syaikh Al Albani seorang ahli hadits yang mumpuni keilmuannya dalam bidang ilmu-ilmu agama Islam khususnya Al Hadits, Sunnah, Atsar, Fiqh dan banyak lagi yang lainnya.

Sebagaimana penjelasan di atas, kandungan khutbah ini sangat komprehensif atau dalam bahasa Arabnya syumul. Ia menggambarkan Syumuliah Al Islam atau mencerminkan bahwa Islam adalah agama yang All Embracing "meliputi semua aspek kehidupan di duni dan akhirat." Maka berislam berarti harus rela dunianya di atur dengan aturan Islam. Tiada tempat lagi bagi sekulerisme yang mengeliminir agama hanya mengisi ruang batin manusia dan terpojokkan hanya disudut sempit. Maka tidak ada tempat bagi ateisme dan komunisme yang memfitnah agama dengan fitnahan paling keji. Ia menuduh agama sebagai biang keladi pertumpahan darah, sementara ia lupa membasuh lumuran darah di tangannya sendiri yang tidak akan pernah hilang hingga qiamah tiba. Seculer dan ateis beranggapan bahwa agama tidak perlu sementara ia menjadikan paham itu sebagai agama baru yang berusaha mencuri perhatian dan mengatakan ia pemimpin masa depan.

Mari kita mentaati allah dengan sebenar-benarnya ketaatan dan kemudian mengikuti Rasulullah dan jejak orang-orang shalih.

LihatTutupKomentar