Nasihat adalah untaian kata lembut yang disampaikan sebagai kewajiban kepada Allah. Tetap bertahan dalam menjalani kebenaran meskipun dirasa pahit itu sebagian dari nasihat. Tetap bertahan dengan penuh kesabarab termasuk juga nasihat. Perubahan dari keburukan menuju kebaikan itu diantaranya.
Orang yang memberi nasihat hendaklah mengikhlaskan hati. Murnikan jiwa dari perasaan tinggi hati dan amarah. Sucikan hati dari merasa lebih baik dari yang dinasehati. Dan seyogyanya orang yang akan memberi nasihat harus memperhatikan akhlaqnya sendiri terlebih dahulu. Jangan sampai ia pandai menasehati orang lain sementara dirinya termasuk golongan yang masih membutuhkan nasihat orang.
Islam telah memberikan arahan bagaimana cara dan etika menasehati. Hendaklah orang yang dinasehati tidak malau dan sebisa mungkin tidak terluka. Maka nasihat harus dilakukan dengan kata-kata yang paling halus. Nasihat Islami bila menyangkut seseorang jangan dilakukan di muka umum kecuali sebagai pelajaran. Namun tetap harus dilakukan dengan penuh pertimbangan, karena begitu tipis antara memberi peringatan dan pelajaran dengan membuka aib dan menyebarkan keburukan.
Diantara yang harus dilakukan orang tua kepada anaknya adalah nasihat. Orang tua tidak boleh bosan menasihatinya. Kita titipkan kata-kata dari lisan kita kepada Allah. Artinya kita benar dalam berbicara dan memohon kiranya Allah memperdengarkan dan meresapkannya kepada hati anak kita. Nasihat sebelum tidur yang dibalut dengan dongengan Islami, atau nasihat pagi saat anak bangun tidur dan mulai bermain, itu semua harus tetap sebisa mungkin ita lakukan.
Setelah anak mulai beranjak remaja, saat anak ingin mengetahui dunia luar dengan lebih banyak, ia akan bergabung dengan kawan-kawannya yang sama-sama ambisius dalam mengenal hal-hal baru, disaat inilah kita harus terus membimbingnya dan mengarahkannya.
Diantara nasihat yang mungkin kita berikan adalah berkaitan dengan sepuluh keselamatan. Maka mulailah kita menasihatinya dengan terlebih dahulu mengikhlaskan hati kepada Allah SWT.
"Wahai anakku, keselamatan itu ada 10 bagian. Yang sebagian adalah diam membisu kecuali dalam berdzikir kepada Allah. Yang satu bagian ialahh menjauhi pergaulan dengan orang-orang yang rendah budinya dan dangkal akal pikirannya.
Wahai anakku perhiasan kemiskinan adalah sabar. Perhiasan kekayaan adalah bersyukur.
Wahai anakku tidak ada kehormatan melebihi Islam dan tidak ada kemuliaan yang lebih agung dari pada taqwa. Tidak ada penolong yang lebih berhasil kecuali taubat, dan tidak ada pakaian yang lebih indah dari pada keselamatan.
Demikianlah nasihat Islami singkat. Kita boleh berulang-ulang menyebutkannya. Kita juga bisa mencampurkan dengan redaksi yang lain. Atau kita akan mencicil dan membaginya kepada bagian-bagian kecil sehingga kita menympaikannya dengan sedikit demi sedikit.
Sumber; Hikmah dalam Humor, Kisah dalam Pepatah karya Aziz Salim Basyarahil.
Orang yang memberi nasihat hendaklah mengikhlaskan hati. Murnikan jiwa dari perasaan tinggi hati dan amarah. Sucikan hati dari merasa lebih baik dari yang dinasehati. Dan seyogyanya orang yang akan memberi nasihat harus memperhatikan akhlaqnya sendiri terlebih dahulu. Jangan sampai ia pandai menasehati orang lain sementara dirinya termasuk golongan yang masih membutuhkan nasihat orang.
Islam telah memberikan arahan bagaimana cara dan etika menasehati. Hendaklah orang yang dinasehati tidak malau dan sebisa mungkin tidak terluka. Maka nasihat harus dilakukan dengan kata-kata yang paling halus. Nasihat Islami bila menyangkut seseorang jangan dilakukan di muka umum kecuali sebagai pelajaran. Namun tetap harus dilakukan dengan penuh pertimbangan, karena begitu tipis antara memberi peringatan dan pelajaran dengan membuka aib dan menyebarkan keburukan.
Diantara yang harus dilakukan orang tua kepada anaknya adalah nasihat. Orang tua tidak boleh bosan menasihatinya. Kita titipkan kata-kata dari lisan kita kepada Allah. Artinya kita benar dalam berbicara dan memohon kiranya Allah memperdengarkan dan meresapkannya kepada hati anak kita. Nasihat sebelum tidur yang dibalut dengan dongengan Islami, atau nasihat pagi saat anak bangun tidur dan mulai bermain, itu semua harus tetap sebisa mungkin ita lakukan.
Setelah anak mulai beranjak remaja, saat anak ingin mengetahui dunia luar dengan lebih banyak, ia akan bergabung dengan kawan-kawannya yang sama-sama ambisius dalam mengenal hal-hal baru, disaat inilah kita harus terus membimbingnya dan mengarahkannya.
Diantara nasihat yang mungkin kita berikan adalah berkaitan dengan sepuluh keselamatan. Maka mulailah kita menasihatinya dengan terlebih dahulu mengikhlaskan hati kepada Allah SWT.
"Wahai anakku, keselamatan itu ada 10 bagian. Yang sebagian adalah diam membisu kecuali dalam berdzikir kepada Allah. Yang satu bagian ialahh menjauhi pergaulan dengan orang-orang yang rendah budinya dan dangkal akal pikirannya.
Wahai anakku perhiasan kemiskinan adalah sabar. Perhiasan kekayaan adalah bersyukur.
Wahai anakku tidak ada kehormatan melebihi Islam dan tidak ada kemuliaan yang lebih agung dari pada taqwa. Tidak ada penolong yang lebih berhasil kecuali taubat, dan tidak ada pakaian yang lebih indah dari pada keselamatan.
Demikianlah nasihat Islami singkat. Kita boleh berulang-ulang menyebutkannya. Kita juga bisa mencampurkan dengan redaksi yang lain. Atau kita akan mencicil dan membaginya kepada bagian-bagian kecil sehingga kita menympaikannya dengan sedikit demi sedikit.
Sumber; Hikmah dalam Humor, Kisah dalam Pepatah karya Aziz Salim Basyarahil.