Salah satu tradisi yang hadir di masyarakat Cidaun khususnya Cidamar dan Karang Wangi adalah tradisi nyalawena. Tradisi ini berkaitan dengan kemunculannya kawanan ikan kecil yang sangat enak bila diolah. Ikan ini bernama ikan impugn. Warnanya bening dengan keperakan yang dominan. Panjangnya bisa mencapai 1-3 cm dengan diameterhanya 1-2 mm.
Istilah Nyalawena berkaitan erat dengan kata “salawe” yang artinya 25. Hal ini berhubungan erat dengan tanggal kemunculan ikan impun di muara-muara sungai. Biasanya ikan impugn akan berada di muara-muara sungai pada tanggal-tanggal stelah tanggal 20, tanggal tanggal iytu disebut “lilikuran” artinya dari 20 sampai hari ke 31. Dan 25 diucapkan dengan “lima likur”. Sedangka 25 juga mempunyai istilah “salawe”. Karena biasanya ikan impugn banyak muncul di tanggal 25 (salawe) maka kegiatan mencari ikan di tanggal itu dinamai “nyalawena”.
Baca juga: Kasem: Olahan Ikan Khas Cidaun yang Di Jepang Dihargai Sangat Mahal
Baca juga: Kasem: Olahan Ikan Khas Cidaun yang Di Jepang Dihargai Sangat Mahal
Nah bila kita sedang di Cidaun kita bisa melihat kegiatan ini di muara sungai Cidamar-Cidaun, Citihuk, Cipunage, dan Cilaki. Disana kita akan mendapati ratusan atau bahkan ribuan orang yang membawa waring (alat nangkep Impun).
Ikan impugn banyak disukai oleh orang-orang Cidaun dan tentunya juga masyarakat di luar cidaun karena rasanya yang enak, dalam istilah sunda dikatakan pelem. Selain itu ikan ini banyak mengandung protein dan zat-zat yang sangat bermanfaat bagi tubuh kita. Nmaun karena sangat sulit didapat sehingga harganya pun sangat mahal. Yang istimewa pasti akan mahal harganya.
Cara mengolah Ikan Impun
Untuk mengolah ikan impugn tidaklah sulit.
Petama kita istilahkan “dioblang” yaitu ikan impugn disayur dengan airnya yang banyak. Bumbunya adalah, garam, bawang merah, kunyit, cabai gelondongan, penyedap rasa.
Kedua kita istilahkan dengan “dikerecek” hamper sama dengan cara di atas hanya saja airnya sedikit.
Ketiga “dipepes pasti nikmat.
Keempat “digoreng” kering sampai kremes-kremes.
Kelima “dijarangking” baik asin dan yang paling laku dan banyak dicari adalah yang bercita rasa manis.
Keenam “dikasem” nah yang ini diawetkan dengan cara memberi garam dan gula lalu menyimpannya dalam botol tertutup sampai lama.
Semoga tradisi nyalawena akan selalu ada. Namun aku khawatir keserakahan akan menghapuskan semuanya.
Semoga tradisi nyalawena akan selalu ada. Namun aku khawatir keserakahan akan menghapuskan semuanya.
Nah itulah sekelumit tentang Impun dan Nyalawena.