Pemberitaan menjelang pelaksanaan eksekusi atas terpidana mati di Nusakambangan tanggal 26 April 2015 menyajikan pemandangan yang berbeda dibandingkan sebelum-sebelumnya. Nampak hadir rombongan keluarga yang membesuk anggota keluarga mereka yang terpidana mati. Kasih sayang keluarga kepada para terpidana begitu terlihat. Pengampunan dan penerimaan pihak keluarga yang berbuat jahat sangat jelas. Bahkan mereka tidak henti untuk memberi dukungan moral.
Diantara para terpidana itu ada warga negara asing yang tentunya keluarga mereka berada di luar Indonesia. Jauhnya jarak dan lelahnya perjalanan tidak menyurutkan langkah mereka untu menjenguk anggota keluarga yang sedang membutuhkan dukungan.
Peristiwa di atas bisa kita ambil hikmahnya. Bahwa semua perbuatan baik dan buruk selalu akan ada dampak dan pengaruh. Selain kepada diri orang yang melakukannya juga kepada orang lain. Keluarga adalah bagian terpenting yang selalu kena imbas dari dilakukannya suatu perbuatan.
Tidak jarang ada anak yang mampu mengangkat harkat dan derajat keluarganya karena ia berbuat suatu kebaikan yang mengharumkan nama keluarganya. Orang bertanya; "anak siapa itu ...", "cucunya siapa itu ..." "suami siapa itu ...", "istrinya siapa itu ...", dan banyak lagi perkataan lain yang diungkapkan dengan p[enuh kekaguman.
Seing pula orang yang berasal dari keluarga terhormat melakukan perbuatan yang mencoreng dan mengotori nama baik keluarganya, sehingga cibiran dan cemoohan sampai pula kepada keluarga, marga, nenek moyang, ayah dan bundanya.
Maka dengan ini sayangilah keluarga. Berbuatlah yang terbaik untuk kebahagiaan keluarga. Pentingkanlah keluarga. Rasulullah bahkan bersabda: "sebaik-baik nafkah adalah nafkah yang diberikan kepada keluarganya ..."