-->

Agar Kita Selamat

Sekarang ini kita bagikan sedang mengembara menuju suatu tempat yang jauh. Kita berteduh sejenak di bawah pohon rindang, menggelar tikar, membuka bekal, beristirahat, terlelap tidur sebentar lalu kembali berjalan.

Atau kita seperti orang yang sedang menyebrangi jalan. Kita menengok kiri dan kanan. Setelah itu tanpa kita menunggu lama langsung saja kita menyeberang dengan penuh kehati-hatian.


Kita sedang menuju tempat impian. Perjalanan ditandai dengan rambu-rambu yang jelas. Namun jalan ini yang oaling banyak godaan dan seperti terlihat menanjak dan penuh onak dan duri. Jaalan ke surga adalah jalan yang lurus dan Shirat yang lapang. Namun bagi yang salah memaknai jalan yang lapang akan terasa sempit, jalan yang lurus akan terasa berkelok-kelok, jalan yang terang menjadi seakan mengahlangi dan mengganggu pandangan, Jalan yang datar menjadi terasa menanjak, dan jalan yang bersih menjadi terasa penuh bahaya, sedangakn rambu-rambu dan tanda dirasakan sebagai penghambat laju perjalanan.

Sebuah Renungan

Ini adalah catatan atas peristiwa akan dieksekusinya para terpidana mati di Nusakamabangan. Peristiwa ini mengingatkan bahwa perjalanan akan berakhir sementara setelah Allah mencabut nyawa kita.

Namun begitu bagi yang mampu memaknai, perhentian ini adalah bukan tempat bermalasan. Perhentian ini adalah tempat menyusun kembali renacana, menguatkan asa, melihat kembali kompas dan pedoman yang kita bawa, membaca pertanda dan peristiwa yang sudah terjadi dan yang akan dilalui.

Sementara hukuman mati itu belum terlaksana maka perhentian sementara belum tercapai maka kita harus berusaha berjalan kembali agar semakin dekat ke arah tempat tujuan. Maka selama masih ada waktu pergunakanlah untuk bertaubat dan mohon kembali kepada-Nya dengan suci sebagimana di awal perjalana. Perjalan masih jauh, padang mahsyar dan 'aqabah akhirat belum kita lalui. Bertawakallah kepada Allah Dan Jadilah Ta-ibin naashihiin ... Ghafarallahu lakum ayyuhal mu'minun
LihatTutupKomentar