-->

Berkebun Jambu Air di Lahan Kering

Kondisi lahan yang kering tidak membuat Sarip Hidayat gentar untuk berkebun Jambu Air Madu. Ia menanam 400 pohon Jambu Air jenis Green Giant dan Barbie Sugar dengan jarak tanam 3 m × 3 m di lahan 5.000 m².





Pipa polietilen ia bentangkan untuk menjangkau area perakaran saat penyiraman. Ia menerapkan irigasi tetes untuk menghemat penggunaan air.
Menurut Banta, jarak tanam itu tergolong rapat. Para pekebun mangga lazimnya menggunakan jarak 8 m × 8 m atau 10 m × 10 m.


Dalam budi daya konvensional, lahan 5.000 m² hanya berisi 40—63 pohon. Sistem budi daya yang ia terapkan dikenal sebagai Ultra High Density Plantation (UHDP).


Saat ini, Jambu Madu di kebun Sarip Hidayat berumur 3,5 tahun. Pada umur itu tinggi tanaman dipertahankan 1,5—2 m.


Ia memilih Jambu Madu karena varietas itu tergolong genjah. Pada umur 2,5 tahun pohon di kebunnya sudah empat kali berbuah.


Mangga asal Langkat Sumatera Utara itu memiliki tingkat adaptasi yang tinggi terhadap beragam kondisi lingkungan. Sifat itu membuat Jambu Madu sangat mudah dirawat.


Keunggulan lainnya adalah produktivitas yang tinggi. Jambu Madu juga terkenal karena rasa daging buahnya yang sangat manis.


Rasanya setara dengan arumanis. Pantas jika Jambu Madu  mendapat julukan Jambu madu legit di Jakarta.


Daging buahnya tebal dan lembut. Selain itu buah hampir tanpa serat dan memiliki aroma harum yang segar.


Dari pohon berumur 2,5 tahun, Banta memanen rata-rata 20 kg per pohon atau 8 ton per tahun. Ia menjual hasil panen kepada pengepul dan konsumen yang datang memetik sendiri.


Dengan harga minimal Rp15.000 per kg, ia meraup omzet Rp120 juta per tahun. Hasil itu lebih tinggi dibandingkan budi daya konvensional.


Jika jarak tanam 10 m × 10 m, maka lahan 4.000 m² hanya dihuni 40—63 pohon. Bila produktivitas sama, pekebun hanya memanen 800 kg buah.


Jika dijual Rp15.000 per kg, omzet yang diperoleh hanya Rp12 juta. Artinya, hasil panen UHDP lebih banyak 10 kali lipat dibandingkan sistem konvensional.


Banta juga menanam mangga kiojay meski jumlahnya tidak sebanyak chokanan. Saat ini kiojay masih dalam fase belajar berbuah.

LihatTutupKomentar