Ada seorang teman kami yang ingin hapal doa-doa dari Nabi Saw.. Keinginan dan cita-cita yang cukup jarang ditemui.
Beberapa bulan lalu ada guru kami mengatakan bahwa Rasulullah Saw sering mengajarkan doa kepada para sahabatnya.
Salah seorang sahabat yang diajari doa adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu 'anhu. Ini sesuai dengan permohonan Abu bakar kepada Rasulullah Saw..
Dan banyak sahabat lain yang mendapatkan hal yang sama dengan Abu Bakar ini.
Guru kami mengatakan sangat baik bila kita menghafalkan doa-doa itu. Kalau tidak bisa seluruhnya kita bisa menghapal beberapa di antaranya.
Doa dari Nabi tentu lebih baik susunan kata-katanya dan maknanya pasti benar. Jadi ada keutamaan tersendiri.
Kita juga tahu bahwa kalau Nabi berkata-kata itu selalu berdasarkan Wahyu bukan hawa nafsu pribadinya.
Kawan saya sangat antusias dengan ini. Ia mulai mengumpulkan banyak doa-doa dari Nabi Muhammad Saw.. dalam sebuah buku kecil yang ia tulis dan susun sendiri.
Saya merasa terharu dengan perjuangannya yang tidak mudah. Ia tidak begitu baik dalam hapal menghapal. Ia mengakui sangat lambat kalau urusan hapalan.
Namun yang lebih hebat lagi ternyata ia punya alasan tersendiri yang membuat orang kagum. Saya termasuk yang juga Ituk kagum dengan pemikirannya.
Jadi menurut dia, yang sudah Allah berikan pada dirinya adalah kebaikan dan karunia tersendiri. Hapalan yang kurang baik mungkin bagi sebagian orang sangat mengganggu. Semua sepakat dan ia mengakui itu. Namun dalam menghapal Al-Qur'an atau doa-doa ini justru ia bisa menjadi keunggulan.
"Untuk bisa hapal satu ayat saya harus mengulang bacaan 100 kali. Ok fine! Yang lain cukup 10 kali sudah hapal. Tapi siapa yang paling beruntung. Tentu yang paling sering membaca. Lantas untung mana yang 100 kali baca dibanding yang 10 kali baca.!"
Begitu katanya...
Ini mental yang baik. Setiap orang mesti memiliki mental yang sehat seperti ini. Selalu fokus pada kebaikan dan solusi.
Kilas Balik
Sebelum saya jadi full time blogger dan menulis di Blog saya ini, saya punya murid di sebuah madrasah. Jumlah mereka ada 100 orang waktu itu.
Umumnya yang punya kebaikan hati akan punya mental seperti teman saya di atas.
Mereka tidak terlalu ambil pusing dengan rintangan. Tapi selalu yang dikedepankan adalah solusi.
Murid saya yang tidak pintar banyak. Tapi kalau mereka bisa menata mental pada akhirnya lulus juga.
Maka dari itu, manfaatkan karunia dan kebaikan Tuhan yang ada dalam diri kita dan jadikanlah modal untuk bertumbuh dan bergerak lebih maju.