Serangan Lalat buah menjadi momok yang menakutkan bagi para pekebun buah. Tidak terkecuali pekebun Jambu Air.
Karena imbas dari serangan Lalat Buah membuat pekebun merugi Milyaran Rupiah.
1 hektar kebun Jambu air dengan populasi 400 pohon mampu menghasilkan 10 Ton buah Jambu Air.
Omset yang dihasilkan tidak kurang dari Rp 120.000.000 dalam 1 kali periode panen. Dengan asumsi harga Rp 12.000 per KG. Dalam 1 tahun biasanya ada 1 kali panen raya dan 2 kali panen kecil.
Namun bila terjadi serangan Lalat buah semua angka tersebut hanya hitungan kertas. Karena tidak terjadi. Yang ada hanyalah kerugian.
Lalu bagaimana caranya supaya Lalat buah ini tidak merugikan pekebun. Tidak ada cara lain kecuali harus dibasmi.
Selama ini banyak produk pestisida yang sudah beredar di pasaran. Namun semua seolah tidak ada efeknya.
Ternyata ada cara lain. Syaratnya semua pekebun harus sepakat. Ini tidak bisa dilakukan 1 atau 2 orang pekebun saja.
Berdasarkan ilmu dari Pak Juhria caranya adalah sebagai berikut:
Semua anggota Kelompok pekebun tanaman buah mesti sepakat. Baik itu yang punya kebun Nangka, Mangga, Manggis Rambutan, Kelengkeng, Belimbing, dan yang lainnya.
Semua mesti sepakat pada periode tertentu yang sudah dijadwalkan untuk stop pembuahan. Bahkan kalau ada yang pentil-pentil buah atau bunga keluar harus dirontokkan sampai batas waktu yang sudah disepakati.
Cara ini untuk apa?
Cara ini untuk menahan laju perkembangbiakan Lalat Buah. Karena yang kita tahu Lalat buah hanya akan berkembang selama ada makanan dan tempat Bertelur yaitu buah.
Bila tidak ada buah untuk tempat menyimpan telur Mak Lalat Buah dan koloninya akan bisa ditelan laju perkembangbiakannya sehingga tidak menjadi hama yang jumlahnya tidak terkendali.
Cara ini memang sulit tali bukan berarti tidak bisa dilakukan. Karena Pak Juhria sudah mengerjakannya dengan baik.