Saat di pesantren Kami punya adik angkatan bernama Kang Dadang Komarudin dari Pangalengan.
Ia sering cerita tentang padi dan kami sangat sering ngalor-ngidul ngobrol tentang padi ini.
Saya masih ingat Dadang ini punya pernyataan bahwa di daerah Cisewu tempat mertuanya tinggal yang ditanam bukan padi pangan pada umumnya.
Ternyata yang ditanam di sana adalah Ketan Hitam.
"Di sana mahal, Mang!" Katanya dengan wajah antusias.
"Wow, Ok!" Begitu saya merespon.
Selang beberapa tahun sampai tulisan ini saya lansir saya baru kepikiran.
Mengapa petani di sana mau menanam Ketan Hitam?
Saya mendapatkan jawaban cepat yang dari Dadang itu tadi.
Karena harganya mahal.
Sebenarnya ada yang bisa membuat petani ini bergairah menanam padi atau apa pun.
Asal harganya tinggi petani yakin makin bersemangat.
Tapi bukan hanya itu, petani kita pun mesti diberikan informasi tentang komoditi yang harganya tinggi dalam luasan tanah yang tidak terlalu luas dan pasarnya bagus.
Paling maksimal petani kita mesti diajari memasarkan dan mengolah lalu menjual hasilnya.
Catatan ini akan ada lanjutannya, semoga ...