Sebut saja namanya Hasan (82). Meskipun usianya sudah sepuh namun gerakan tubuhnya masih cekatan. Ia termasuk orang kaya di kampungnya.
Kebiasaan unik yang yang ia lakukan adalah memberi makan ayam dan ikan setiap pagi sambil berjemur.
Melihat laku hidupnya sangat nyaman dan tenang. Tentu saja ini sering mengundang tanya banyak orang.
Sering ada orang yang bertanya ini dan itu pada Ki Hasan ini. Ia pun dengan ramah selalu meluangkan waktu menjawab apapun yang ditanyakan padanya. Baik soal pengalaman hidup dan yang lainnya.
Kakek Hasan ini pnya cerita, bahwa ia punya guru ngaji yang kaya raya. Memang kalau dalam khazanah Islam ini tidak aneh.
Namun kalau di kampung tentu agak aneh. Karena biasanya guru ngaji kebanyakan tidak kaya.
Guru ngaji Kakek Hasan ini justru seorang yang kaya raya dan mulia.
Kakek hasan berkisah bahwa salah satu amalan agar punya harta benda dan di saat tua tidak sengsara adala dengan membaca tasbih.
Redaksinya boleh yang mana saja.
Karena meskipun singkat dengan membaca Subhanallah saja tanpa tambahan tetap dinilai sebagai amalan utama.
Bacaan-bacaa sigkat ini justru jangan diremekan kehebatannya.
Itulah mengapa Rasulullah saw mewasiatkan kepada kita sebagai umatnya untuk selalu membaca Tasbih, tahmid, takbir, tahil, istighfar, hauqalah, tarji', hasbalah. Semua bacaannya ada yang panjang dan yang pendek.
Kakek Hasan menyarankan, "Agar bisa istiqamah, saya sarankan membaca yang pendek-pendek saja, apalagi kalau anda sibuk."
Ada Syaratnya?
Syarat agar mendapatkan keistimewaan bacaan ini adalah menghadirkan hati. "Ini mudah!" Katanya.
"Kita diberi kemampuan oleh Allah bisa melakukan banyak pekerjaan dalam satu waktu." Lanjutnya
"Contohnya saat kita menyetir mobil bisa sambil ngobrol."
"Maka saat kita beraktifitas pikiran bisa fokus ke 2 atau bahkan lebih pekerjaan."
"Caranya agar bisa fokus harus latihan, setelahnya akan sangat mudah."
"Seperti orang latihan menyeti mobil."
"Mula-mula ia kacau sekali, belum bisa membagi perhatian pada banyak hal. Ia fokus pada pegangan setir padahal masih ada pedal rem, gas, kopling, dan spion yang juga harus mendapatkan porsi fokusnya dalam satu waktu."
"Namun dengan terus berlatih akhirnya sekarang menyetir mobil bisa sambil ngobrol bahkan ada yang sambil main HP (jangan lakukan (red.))."
"Maka saat bekerja kita juga bisa sambil berdzikir dan bisa fokus juga."
Harus Punya Dasarnya
Panjang sekali kisah Kakek Hasan ini dan kami akan merangkumnya.
Kalimat tasbih ini meruntuhkan sifat dan sikap syiri, sok suci, sok tahu, sok cantik, sok ganteng. Maka semua kesyirikan runtuh dengan Tasbih. Biasanya Tasbih bergandengan mesra dengan Tahmid karena keduanya adalah dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan.
Dampak Amalan Tasbih
Kakek Hasan bercerita, sejak mengamalkan Tasbih ini secara intensif dari usia 13 tahun mulai mondok, ia sudah merasakan kemudahan-kemudahan.
Seperti kawannya yang lain ia bekerja keras dalam menggapai mimpinya. Namun dibalik semua itu ia selalu mendapatkan kejutan-kejutan dalam hidupnya.
Sering kali menurut perhitungan atau kalkukalisi kitasebagai manusia bahwa kalau usaha modalnya 10juta rupiah maka hasilnya sudah masuk hitungan berapa keuntungannya nanti. Namun dalam beberapa keadaan sering meleset. Melesetnya jauh. Tapi bukan rugi malah ntung banyak. Meleset jadi melesat.
Ia mencontohkan saat mau naik haji beberapa puluh tahun yang lalu.
Ia punya modal naik haji baru 5% dari biaya ongkos naik haji. Lalu ia berbisnis dan ia terkejut karena untungnya bisa 2.000 %.
Maka yang awalnya mau berangkat haji berdua sama istrinya jadinya berenam dengan 2 anak, dan ibu-bapaknya.
Ini mengagumkan.
"Karena saya yakin bahwa yang disabdakan Rasulullah saw pasti mendatangkan karamah."
Pesan Kakek Hasan
"Beramal mesti disertai rasa senang."
Caranya dengan mengamalkan amalan ringan dan istiqamah mengamalkannya.
Demikian catatan kami hsil dari mendengarkan obrolan Kakek Hasan dengan sejawat kami saat berkunjung ke Kampung Cimalaka Sumedang.