SMK Oleh Ustadz Luqmanulhakim Ashabul Yamin
Umar bin Khattab pernah berkata,
wa illam nugholibuhum biquwwatina, fanughalibuhum bitho'atina
“Kalau kita tidak bisa mengalahkan ‘musuh’ dengan kekuatan kita, maka kita bisa mengalahkan ‘musuh’ kita dengan KETAATAN”
Statement ini keren, dan tak bisa dibantah
Orang yang dengar itu tidak bisa membantah. Inilah yang membuat Umar bin Khattab dapat menaklukkan 2/3 dunia dalam waktu dua setengah tahun kurang lebih.
Kalau kita tidak bisa mengalahkan ‘musuh’ dengan kekuatan kita, yang sejatinya memang kita tidak bisa mengalahkan musuh kita karena laa hawla walaa quwwata illa billah.
Ketaatan itu dimulai dari,
1. Ingat Nikmat Allah
Manusia zaman sekarang yang diingat bukan Allah, tapi fokus kepada apa yang kita belum dapat seperti hutang, hajat, doa yang belum dikabulkan, dan sebagainya. Padahal dulu Nabi Isa yang menjadi Nabi memliki banyak ujian besar dan diperintahkan untuk mengingat Allah.
Udzkurni ni'matihi alaikum
Artinya : “Ingatlah nikmat Allah kepada kalian”
Ingat Allah bukan hanya masalah besar saja, tapi masalah kecil juga. Seperti nikmat dapat membuang air kencing dengan teratur.
Semua sudah diatur oleh Allah, tidak ada yang kebetulan.
Jika tidak dapat mobil yang A, Allah kasih mobil yang B
Jika tidak masuk ke gerakan A, Allah masukkan ke gerakan B
“Semua dipertemukan Allah”
KERTAS PUTIH
Yang dilihat kertas putihnya atau titik hitamnya? titik hitamnya, dan itulah masalahnya. Padahal kertas putihnya lebih banyak dan luas dibandingkan dengan titik hitamnya.
“Memang sejatinya manusia itu hanya mau fokus kepada masalah saja, sehingga lupa kepada nikmat Allah yang banyak”
Padahal kalau mau jujur, semua orang memiliki masalah, tidak ada yang tak memiliki masalah, apa yang membedakan antara orang yang satu dengan yang lainnya? Yaitu respon
Yang satu mengeluh terus, sedangkan
yang satu lagi memilih untuk diam dan bersyukur.
Suami tahu aib Istri,
Istri tahu aib Suami.
Terus mau diapakan? yaitu terimalah dengan segala kelebihan dan kekurangannya, dia pasti punya kekurangan, tapi pasti juga punya kelebihan.
Kalaupun melihat yang lain lebih baik, itu hanya casing, rumput tetangga lebih hijau padahal sama saja. Maka Allah buka di ayat tersebut dengan menyuruh Nabi Isa untuk mengingat nikmat Allah atas dirinya, dan meingat Ibunya.
“Sadari dan syukuri lah bahwa kita lahir dari ibu yang beragama Islam, banyak diluar sana lahir dari bukan ibu yang beragama Islam”
Dalam ayat ini,
“Allah suruh kita ingat dua hal nikmat, nikmat pada diri kita dan orang tua kita”
2. Semua Terjadi ‘Alhamdulillah’ atas izin Allah
Seringkah kita dimudahkan oleh Allah? itu tandanya Allah tidak membencimu, dan tidak meninggalkanmu.
Lalu kenapa sedih? Manusia itu memang meninggalkan, Allah tidak meninggalkan kita.
“Begitulah manusia ketika susah datang, ketika senang menghilang”
Allah masih bersama kita, masih dengan kita.
Jangan benci dunia, barang - barang dunia itu jadikan lah bahan untuk kita ke Surganya Allah.
“Tidak peduli merek motornya apa, yang penting itu motor itu akan dibawa kemana”
Bukan masalah ilmu nya yang banyak, tapi yang penting itu apakah ilmu tersebut dapat membawa kita ke Surga atau ke Neraka. Jagalah keluargamu dari api neraka.
“Kalau konsentrasinya akhirat, maka dunia jadi remeh temeh”
Dunia menjadi kecil, tidak mengurus hal yang remeh temeh. Kalau akhirat itu jadi tujuan, jadi fokus kita maka dunia jadi remeh temeh. Dunia itu hanya sementara, sedangkan akhirat itu selamanya.
“Alangkah beruntungnya, alangkah bahagianya jika Allah takdirkan kita mati dalam keadaan memperjuangkan agama Allah”
3. Ridho Atas Semua Yang Sudah Terjadi
Ridho itu menerima dengan lapang dada atas apa yang telah terjadi. Dan kebanyakan manusia itu tidak ridho terhadap semua ketetapan Allah yang sudah terjadi.
“Apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, harus kita ridho. Walaupun tidak ridho, apapun hal itu telah terjadi”
Ketika manusia tidak menerima atas apa yang telah terjadi, sejatinya manusia itu tidak ridho terhadap Allah yang telah mengatur kehidupan manusia. Hati - hati dapat murtad, kafir ketika tidak ridho terhadap ketetapan Allah. Kalau kita ga menerima takdir Allah, tidak ridho bagaimanapun takdir itu telah terjadi, maka dari itu jangan buang - buang energi, ridholah terhadap semua takdir Allah yang telah terjadi.
Ada episode dalam hidup kita itu bahagia dengan hal - hal yang kecil dan sederhana. Nikmat Allah itu terkadang datang dari hal yang kita anggap remeh temeh.
Hidayah itu mahal, harus dijemput harus bergerak. Dan hidayah tidak bisa dibayar oleh biaya seberapapun. Ingin tenang? ridhoilah atas semua yang terjadi atas izin Allah.
Ingat - ingat kita saat kondisi saat ini dengan kondisi kita dahulu dalam dimensi ketaatan, lebih baik atau lebih buruk? Semua yang terjadi itu semua atas izin Allah
Lalu apa bedanya ikhlas dan ridho?
Ikhlas itu ketika kita sedang melakukan kebaikan dengan niat karena Allah, sedangkan
Ridho itu ketika kita menerima atas apa yang telah terjadi atas izin Allah.
Setelah ridho ngapain? Ingat Allah terus, maka kita akan menjadi orang yang bahagia dimuka bumi ini.
Penulis: Arum Cahya Mentari