Demi mengobati rasa suka aku pernah pergi jauh menggunakan motor dari rumah sampai ke Tasik. Ini perjalanan yang sangat jauh apalagi aku dari Cianjur terus ke Bandung dulu lalu lanjut ke Tasik.
Bukan tanpa alasan aku melakukan perjalanan. Hanya untuk bertemu seorang pakar pertanian yang fenomenal menurutku.
Aku telah mempraktekkan ilmu yang kuserap darinya. Maka dalam hatiku kuniatkan untuk satu waktu bisa bertemu.
Allah menjawab doaku. Saat itu ada pelatihan pembuatan pengendali hama penyakit secara organik. Maka tanpa berpijir panjang lagi langsung aku mendaftar.
Tokoh yang kami maksud adalah DR. Maman Nurjaman alias Ayah Manjel. Aku sampai di tempat, Saung Revo, sekitar pukul 11 malam hari bersama seorang kawan baru yang bertemu di Tasik.
Ayah Manjel orangnya suka berbagi cerita. Aku bersyukur bisa bertemu langsung dengan beliau. Sikapnya yang ramah, sederhana dan bijaksana sangat pantas bila ia dipanggil ayah oleh murid-muridnya. Ia sebenarnya tidak menganggap kami murid namun sahabat.
Selama pelatihan banyak hal yang menambah rasa kagumku kepadanya. Ia begitu mengiasai ilmu pertanian dengan baik. Dan dengan cakap ia mengalirkannya kepada peserta pelatihan.
Dan bukan hanya teori bahkan ia langsung mempraktekannya. Setelah itu ia meminta kami untuk membuat ramuan pengendali hama seperti yang ia contohkan. Ia begitu telaten dalam mengajarkan dan memberikan intruksi.
Di sela-sela pelatihan yang diikuti secara antusia oleh para peserta ia sering menyisipkan trik-trik canggih yang ada kaitannya dengan pembahasan.
Contohnya cara agar mesin blender bisa awet dan banyak lagi trik lain yang menurutku sudah termasuk teknologi yang canggih.
Sayang sekali aku tidak bisa merampungkan pelatihan sampai selesai. Karena besok hari salah seorang keluargaku akan melangsungkan pernikahan. Aku harus bersiap pulang.
Demikjanlah ceritaku saat aku berguru langsung kepada Ayah Manjel. Bertani organik sangat menyenangkan dan menguntungkan.