Uncle sering tidak bisa menerima hujatan dari pihak yang mendeskreditkan Nabi Muhammad SAW. Kali ini soal pernikahannya dengan gadis belia bernama A'isyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Hujatan itu dilemparkan dengan hujjah yang sangat bagus. Kalau anda tidak mempersiapkan jawabannya tentu anda tidak akan mampu menjawab.
Memang pertanyaan itu dilontarkan dengan berbagai motif. Kalau agama lain melemparkan pertanyaan itu tentu dengan maksud ingin menjatuhkan citra agama Islam dan pemeluknya.
Dengan adanya cerita dalam kissah perjalanan Nabi Mulia Muhammad SAW yang pernah menikahi anak-anak itu maka menjadi pelua emas bagi mereka untuk mengacak-ngacak ajaran agama dan psiologi kaum muslimin.
Kesimpulan mereka, Nabi orang Islam itu maniak seks dan pelaku tidak kriminal berupa kekerasan terhadap anak dibawah umur. Maka tentu dengan demikian akirnya mereka menyatakan bahwa agama seperti ini tiak pantas untuk diikuti dan nabinya gila dan seterusnya hingga kaum muslimin bodoh mengikuti ajaran yang seperti ini.
Para ulama banyak menjawab dari berbagai sudut pandang. Ada yang memandang bahwa di masyarakat saat Rasulullah SAW hidup sudah biasa adannya pernikahan antara gadis belia dan yang lanjut usia.
Selanjutnya ada juga yang memberikan bantahan dari sisi perawakan gadis saat itu. Bahwa gadis sesusia itu pada saat itu tentunya sudah dikatakan dewasa bahkan Imam Asy-Syafi'i telah memasukkannya dalam kategori baligh.
Uncle ingin menambahkan sesuai yang saya dengar.
Sesungguhnya siti Aisyah ini dipilih Rasulullah SAW sebagai istri karena memang dia yang dipilih Allah untuk mendampingi Rasulullah SAW sebagai istrinya. Tahu kenapa?
Karena siti Aisyah ini sangat cerdas. Dan kita banyak berutang ilmu kepadanya. Lebih dari 2 ribu hadits yang sangat pribadi diriwayatkan melalui siti Aisyah. Ini hikmahnya.
Coba kalau gadis yang lain, belum tentu bukan. Bukankah anda tahu diantara sekian orang istri Rasulullah SAW yang paling aktif meriwayatkan hadits siapa? Anda tahu jawabannya. Ya Siti Aisyah.
Jadi bukan karena Rasulullah itu maniak sek tapi Rasulullah SAW memilihnya untuk menjadi penyambung ilmu kepada umatnya.
Memang pernikahan Rasulullah SAW semuanya sangat bisa dipertanggung jawabkan. Semua istrinya menjadi umahatul mu'miniin. Coba istri sampean! Istri orang lain mungkin percaya dan hormat pada anda, tapi istri anda belum tentu hormat kepada anda. Kalau orang memuji anda di luaran maka istri anda bilang "pret" di dalam rumah. Itu karena anda beda dengan nabi terutama dalam mengelola cinta dan rumah tangga.
Lihatlah dan bacalah kisah Rasulullah SAW menikahi Saudah. Justru kalau saat itu Ia tidak menikahinya malah salah. Suami istri beriman dan berhijrah ke habasyah sesuai petunjuk Nabi. Lantas saat suaminya meninggal apakah tega Rasulullah membiarkannya. Terus kamu bilang "Itu 'kan tidak mesti dinikahi!". Lah, sikap paling baik mana selain menikahinya.