Tidak semua orang di zaman modern ini pemikiran dan sikapnya modern. Orang yang masih tida mau menerima syariat Islam adalah orang yang tidak modern meskipun dibungkus dengan kata-kata yang memukau.
Seseorang ernah menulis, “Sungguh mengherankan orang yang bangun pagi untuk mencari rezeki tetapi tidak shalat shubuh untuk beribadah kepada sanga pemberi rezeki."
Rezeki adalah milik Allah SWT. Ia disebut yang memberikan rezeki yang banyak dan terus-menerus. Allah telah mengatur dan memberikan syarat-syarat yang memuaskan bagi para hamba soal rezeki ini.
Melalui utusan-Nya ia menyatakan bahwa shalat fajar itu kalau berjamaah lebih baik dari pada dunia dan seisinya. Kalau demikian orang yang bangun untuk berdiri melaksanakan shalat telah diberikan kekayaan yang mencukupinya.
Siapa yang bangun pagi untuk berdoa maka Allah rido kepadanya. Dan orang yang pagi hari sudah mengeluhkan nasibnya kepada orang lain maka ia telah merendahkan Allah.
Bila Allah menyimpak keberkahan di pagi hari maka tidak boleh ada alasan bagi seorang pun untuk tidak berlomba mendapatkannya. Sungguh rugi bila ia tahu kalau yang ditawarkan Allah sangat berharga.
Dalam sebuah pertemuan dengan salah seorang yang disebut-sebut sebagai orang terkaya di dunia, panitia memberikan waktu untuk bertanya kepadanya, tapi pertanyaan hanya dibatasi lima pertanyaan, dan peserta dipersilahkan menuliskan pertanyaannya dalam secarik kertas.
Di luar dugaan ternyata semua peserta menuliskan pertanyaan kepada orang tadi.
Dari kejadian tersebut adakah keheranan pada diri anda mengikuti kejadian tersebut? Ini kejadian yang biasa saja terjadi namun bisa membawa hikmah untuk yang mau mengambil pelajaran.
Mengapa orang begitu antusias ingin bertanya kepadanya?
Mengapa ia rela menuliskan pertanyaan itu padahal peluangnya kecil?
Sejumlah pertanyaan bisa anda ajukan. Dan anda bisa meraa-raba jawabannya. Bisa jadi karena mereka beranggapan orang ini istimewa, karena orang terkaya, sukses, dermawan, bersahaja, dan seterusnya lantas ingin tahu cara dia mewujudkan dan mengumpulkan semua keistimewaan tersebut.
Mereka juga tahu bahwa peluang pertanyaannya akan teripilih dan dibacakan dihadapan orang itu sangat kecil namun mereka akan merasa bangga dan merasa terhormat apabila pertanyaannya dibacakan apalagi bila pertanyaannya “seperti” membuat terkesan orang itu.
Sesungguhnya sikap terbaik kepada Allah SWT harus lebih dari padaitu. Allah yang Maha Esa, tidak ada sekutu baginya, ia Maha Istimewa, subhanallah … Lantas mengapa tidak anda ajukan pertanyaan, curahan hati, surat, permohonan kepadanya.
Bila mengajukan pertanyaan kepada orang terhormat saja anda merasa istimewa dan terhormat meskipun pertanyaan anda tidak dibacakan, mengapa anda tidak merasa bangga dan terhormat saat memohon sesuatu kepada Allah. Padahal Allah tentu jauh lebih terhormat bahkan Ia adala Maha Mulia.
Sungguh sikap kita kadang-kadang keterlaluan. Anda malu kalau menjamu tamu istimewa dengan jamuan sederhana. Tentu anda akan rela menyuguhkan yang terbaik meskipun dengan begitu anda tidak bisa makan yang enak-enak karena uang belanja anda terpakai saat menyiapkan jamuan itu.
Tapi kepada Allah kita tidak begitu. Kita malas untuk datang dan memberikan yang terbaik dalam hidup kita untuk beribadah kepadanya. Orang aneh, begitu anak-anak menyebutnya, kalau ada orang yang sudah yakin adanya keuntungan namun melepaskannya.
Sudah tahu dalam shalat subuh ada keuntungan tapi malas untk melaksanakannya. Sudah tahu dalam ibadah kepada Allah banyak sekali keuntungannya namun anda masih belum yakin saja. Subhanallah walhamdulillah …
Seseorang ernah menulis, “Sungguh mengherankan orang yang bangun pagi untuk mencari rezeki tetapi tidak shalat shubuh untuk beribadah kepada sanga pemberi rezeki."
ركعَتا الفَجْرِ خَيرٌ مِنَ الدُنيا وما فيْها
Rezeki adalah milik Allah SWT. Ia disebut yang memberikan rezeki yang banyak dan terus-menerus. Allah telah mengatur dan memberikan syarat-syarat yang memuaskan bagi para hamba soal rezeki ini.
Melalui utusan-Nya ia menyatakan bahwa shalat fajar itu kalau berjamaah lebih baik dari pada dunia dan seisinya. Kalau demikian orang yang bangun untuk berdiri melaksanakan shalat telah diberikan kekayaan yang mencukupinya.
Siapa yang bangun pagi untuk berdoa maka Allah rido kepadanya. Dan orang yang pagi hari sudah mengeluhkan nasibnya kepada orang lain maka ia telah merendahkan Allah.
Bila Allah menyimpak keberkahan di pagi hari maka tidak boleh ada alasan bagi seorang pun untuk tidak berlomba mendapatkannya. Sungguh rugi bila ia tahu kalau yang ditawarkan Allah sangat berharga.
Dalam sebuah pertemuan dengan salah seorang yang disebut-sebut sebagai orang terkaya di dunia, panitia memberikan waktu untuk bertanya kepadanya, tapi pertanyaan hanya dibatasi lima pertanyaan, dan peserta dipersilahkan menuliskan pertanyaannya dalam secarik kertas.
Di luar dugaan ternyata semua peserta menuliskan pertanyaan kepada orang tadi.
Dari kejadian tersebut adakah keheranan pada diri anda mengikuti kejadian tersebut? Ini kejadian yang biasa saja terjadi namun bisa membawa hikmah untuk yang mau mengambil pelajaran.
Mengapa orang begitu antusias ingin bertanya kepadanya?
Mengapa ia rela menuliskan pertanyaan itu padahal peluangnya kecil?
Mereka juga tahu bahwa peluang pertanyaannya akan teripilih dan dibacakan dihadapan orang itu sangat kecil namun mereka akan merasa bangga dan merasa terhormat apabila pertanyaannya dibacakan apalagi bila pertanyaannya “seperti” membuat terkesan orang itu.
Sesungguhnya sikap terbaik kepada Allah SWT harus lebih dari padaitu. Allah yang Maha Esa, tidak ada sekutu baginya, ia Maha Istimewa, subhanallah … Lantas mengapa tidak anda ajukan pertanyaan, curahan hati, surat, permohonan kepadanya.
Bila mengajukan pertanyaan kepada orang terhormat saja anda merasa istimewa dan terhormat meskipun pertanyaan anda tidak dibacakan, mengapa anda tidak merasa bangga dan terhormat saat memohon sesuatu kepada Allah. Padahal Allah tentu jauh lebih terhormat bahkan Ia adala Maha Mulia.
Sungguh sikap kita kadang-kadang keterlaluan. Anda malu kalau menjamu tamu istimewa dengan jamuan sederhana. Tentu anda akan rela menyuguhkan yang terbaik meskipun dengan begitu anda tidak bisa makan yang enak-enak karena uang belanja anda terpakai saat menyiapkan jamuan itu.
Tapi kepada Allah kita tidak begitu. Kita malas untuk datang dan memberikan yang terbaik dalam hidup kita untuk beribadah kepadanya. Orang aneh, begitu anak-anak menyebutnya, kalau ada orang yang sudah yakin adanya keuntungan namun melepaskannya.
Sudah tahu dalam shalat subuh ada keuntungan tapi malas untk melaksanakannya. Sudah tahu dalam ibadah kepada Allah banyak sekali keuntungannya namun anda masih belum yakin saja. Subhanallah walhamdulillah …