Orang bisa dikatakan jatuh cinta kalau ia banyak sekali menyebut-nyebutnya. Tapi tidak hanya itu, saat ia melakukannya diiringi dengan rasa bahagia. Karena tidak semua orang yang banyak menyebut-nyebut sebuah nama dikatakan jatuh cinta. Orang yang benci pada sesuatu pun sering menyebut-nyebutnya bahkan ia selalu mengingatnya. Apa bedanya? Bedanya adalah orang yang benci tidak merasa bahagia saat menyebut-nyebut sebuah nama.
Orang yang mencintai sesuatu maka ia selalu memilih kata-kata terbaik untuk menggambarkannya. Ia dengan sadar atau tidak tidak akan menyebutkan kata-kata yang tidak baik tentang sesuatu yang dicintainya.
Berkata yang baik adalah bagian dari kesuksesan seseorang dan penunjang kebahagiaannya. Peneletian modern menyebutkan bahwa kata-kata positif mempengaruhi cara berpikir manusia. Maka otak akan memerintahkan perbuatan-perbuaan positif sesuai simbol yang tersimpan di otak.
Bila anda tidak ayang terhadap diri anda sendiri maka dengan berkata kasar dan negatif cukuplah menjadi tanda bahwa anda tidak sayang kepada diri anda sendiri.
“Orang lain belum tentu hancur karena ucapan negatifmu. Tetapi ucapan negatifmu pasti menghancurkan dirimu sendiri.”
Demikianlah kutipan dari kumpulan kata-kata mutiara yang sering kita dengar dari para motivator kenamaan di abad ini.
Apa kata Rasulullah SAW soal ini?
عن أبي هريرة رضى الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «من
كان يؤمن بالله واليوم الآخر، فليقل خيرًا أو ليسكت»
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
Berkata yang baik bahkan menjadi indikator keimanan. Jadi bukan hanya baik dari sisi psikologi dan kesehatan. Bahkan secara agama dan sosial menandakan akhlaq yang baik.
Bila kita tidak bisa berkata dengan baik bahkan suka menyakiti dan kita tahu dan sadar suka demikian maka lebih baik diam. Belajar untuk berkata baik cukup sulit. Tapi diam saat khawatir kata-kata kita berbuah dosa lebih sulit lagi.
Dalam hadits yang lain Rasulullah menjelaskan kepada kita:
عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال: سألت رسول الله صلى الله
عليه وسلم فقلت يا رسول الله أي الأعمال أفضل؟ قال: «الصلاة على وقتها» قلت: ثم ماذا
يا رسول الله؟ قال: «أن يسلم الناسُ من لسانك»
Hadits ini menyatakan bahwa termasuk amalan yang paling utama menurut Allah adalah menyelamatkan orang lain dari lisan kita.
Maka jangan biarkan lisan mengatakan yang kotor, bersumpah palsu, berkata ngelantur, menacaci orang, memfitnah, membicarakan aib orang, dan seterusnya.
Bahkan dalam hadits yang lain disebutkan bahwa menahan diri dari menyakiti orang lain baik dengan lisan, tangan, atau perbuatan, termasuk sodakoh.
Orang mampu berbuat demikian, bisa menjaga lisannya, bisa disebut sebagai orang muslim yang memiliki derajat yang paling utama.
Keselamatan anda ada pada kemahiran and menjaga lisan. Tidak sedikit hanya karena satu kata yang salah tempat mengundang keributan yang hebat.
Orang Kampung Sangat Paham Soal Menjaga Lisan
Suatu ketika Rasulullah saw didatangi seorang dari kampung Arab yang jauh. Ia menayankan sesuatu yang sangat hebat yang besar kepada Rasulullah saw..
Saat itu ia bertanya tenang amalan yang bisa memasukkannya ke dalam surga. Rasulullah saw menjawab:
أطعم الجائع , واسق الظمآن وأمر بالمعروف وانه عن المنكر, فإن لم
تطق فكف لسانك إلا من خير
“Berikanlah makanan kepada orang yang lapar, minuman kepada orang yang kehausan, suruhlah orang berbuat baik, cegahlah orang dari yang munkar, dan jagalah lisanmu kecuali berkata yang baik.
Betapa hebatnya amalan ini. Jaminannya surga karena begitu berat amalan ini. Banyak yang gagal dalam pengamalannya. Tapi kalau sukses betapa besar pahala yang disiapkan Allah SWT.