Bahagia itu bukanlah soal berapa banyak harta, kesenangan, atau apapun yang selama ini telah diraih. Kebahagiaan ini hadir kalau ada ketenangan di dalam hati sanubari.
Contoh yang bisa dengan cepat kita tampilkan adalah saat mengalami masalah berat, yang membuat pusing kepala, kalut, mencekam, dan seterusnya.
Orang yang tahu ilmunya tentu akan lebih mampu dalam menghadapinya. Kita memang hanya diwajibkan menghadainya. Karena kita tidak bisa mengatasinya. Hanya Allah yang bisa berbuat seperti itu.
Kita tidak bisa mengatasi masalah karena kita seringkali malah jadi biang masalah atau sumber masalah. Tidak jarang saat mau menghadapinya malah masalah tambah besar dari sebelumnya. Kita sering jadi bagian dari masalah itu.
Ada ilmu yang membahas tentang problem solving yang sangat kompreensif. Namun dari semua itu ada beberapa kesamaan bahkan hampir sama semua.
Intinya anda harus aham dulu masalahnya. Banyak orang yang kagetan hingga bertindak reaktif.
Dia tidak tahu masalahnya tapi ingin menghadapinya. Jangan coba-coba. Sesuatu yang tanpa ilmu bukan menyelesaikannya dengan cepat, hemat, dan menyenangkan bisa-bisa menimbulkan masalah baru.
Mari menyimak kata-kata mutiara ini:
الذي يفوق الناس في العلم جدير أن يفوقهم في العمل
"Siapa yang mengungguli manusia dalam ilmu, maka dia lebih pantas untuk mengungguli mereka dalam amal.
Itu perkataan Imam Hasan Al-Bashri. Anda kenal dengannya? Dia adalah seorang ulama Islam yang mumpuni dari kota Bashrah. Dengan bashirahnya ia mampu menyelesaikan masalah pelik yang tidak mapu dipecahkan oleh orang-orang cerdas. Maka kitaikuti rumus menyelesaikan masalah darinya.
Jdi poin pertama adalah ilmu.
Di antara ilmu itu adalah cara pandang kita terhadap masalah. Islam mengajarkan persepsi terbaik yang harus anda ambil saat mengalami masalah dalam kehidupan anda.
Dalam hal ini bisa dibagi menjadi beberapa bagian.
Pertama, Allah adalah Tuhan anda yang paling tahu diri anda lebih dari yang anda tahu. Dia yang paling tahu kebutuhan anda dan apa yang paling anda butuhkan dalam waktu yang tepat.
Maka saat menerima masalah anda mesti ingat akan kemahatahuan Allah SWT terhadap diri anda dan kehidupan ini.
Termasuk dalam bagian ini adalah pengetauan anda bahwa Allah telah menakar keampuan anda. Kalau anda diberikan yang seperti itu maka yakini bahwa anda mampu menghadapinya. Karena itulah ukurannya.
Kedua, selain Allah maha tahu, Allah juga Maha Bijaksana. Ini artinya anda mesti meyakini bahwa takdir yang Allah tentukan untuk anda adalah sesaui dengan kebijaksanaan-Nya.
Jauhkanlah sangkaan yang tidak baik kepada Allah. Jangan sekali-kali menyangka dan menuduh Allah berbuat zhalim hingga anda meneluarkan pernyataan-pernyaatn batil terhadap Allah yang Maha Agung.
Sungguh Allah maha bijaksana. Dianatara kebijaksanaannya adalah Ia memberikan banyak kebaikan, modal, bantuan, dan menyediakan dirinya menerima pengaduan, keluahan, curahan hati, permohonan dari anda.
Di antara kebijaksanaannya adalah Allah telah menyediakan pahala yang besar untuk anda selama anda menjalaninya.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
لا يكلف الله نفسا إلاّ وسعها
Maka saat ana tenang menghadapi masalah itulah kebahagiaan. Banyak orang yang panik saat menghadapi masalah. Karena kepanikannya itu ia tidak bisa menuntaskan masalahnya.
Ketidaktenangan saat menyelesaikan masalah tidak akan memberikan sesuatu yang positif. Yang taerjadi malah mengeluh dan menuduh.
Keluhan pertanda jiwa yang kalah. Sedangkan melemparkan tuduhan kepada orang lain sebagai pembuat masalah adalah bukti jiwa yang sakit.
Dengan jiwa yang terkondisiseperti itu maka anda tidak mudah menyelesaikan masalah. Anda mesti berhenti panik. Dan mulailah untuk tenang dan mengingat pelajaran-pelajaran tadi.
Dari pada anda panik lebih baik memperbanyak dzikir dan doa. Kalau mau meminta nasihat maka mintalah kepada yang soleh dan berilmu.