Sambil jalan-jalan ke Bandung saya bertem dengan adik kelas saya saat melanjutkan study di ota kembang yang suhunya tidak sesejuk dulu lagi. Saya bertemu dengannya di sebuah masjid. Ia bercerita tentang usaha yang sedang digelutinya saat ini.
"Saya jualan kaos mang di instagram," katanya. Setelah berbincang lama beberapa catatan bisa saya buat. Dia sudah berjualan online selama 2 tahun. Pendapatan bersih sehari mulai 30.000 hingga 400.000. Ini sehari. Bagi seorang yang masih muda saya menilai sangat cukup. Apalagi dia masih single. Belum punya tanggungan selain masalah cintanya yang berat.
Ia menambahkan bahwa barangnya didapatkan dari tangan pertama. Langsung dari produsen. Harganya Rp 40.000 per pcs dan ia bisa menjualnya 70.000. Untungnya sekitar Rp 25.000 sampai 30.000.
Ada yang menarik dari perbincangan tersebut. Ia menyatakan bahwa persaingan di dunia bisnis online cukup ketat. Banyak yang terlibat perang harga. Maksudnya harga yang dipasangkan untuk satu barang yang sama bisa mencapai harga modalnya. Dia mengatakan "Gila,"
Strategi banting harga memang bukan jalan yang pintar mengatasi persaingan bisnis. Bahkan kalau tidak hati-hati anda melakukannya berarti melakukan hal yang paling bodoh dalam perjalanan bisnis anda.
Siapa yang Paling Banyak Melakukan Cara Banting Harga
Pebisnis pemula adalah yang paling banyak melakukan trategi banting harga ini. Mereka ingin merebut pangsa pasar dan melebarkan sayap. Mereka berpikir agar roduknya dikenal dulu secara luas. Nanti kalau sudah banyak yang kenal soal harga bisa dinaikan kembali.
Namun cara-cara merebut hati pelangga dengan cara seperti ini tidak smart. Pebisnis seharusnya lebih jeli melihat kemungkinan-kemungkinan lainnya. Karen tidak semua orang suka dengan harga yang terlalu murah.
Menurut pengalaman saya, saat posisi saya sebagai pembeli biasanya akan menaruh curiga terhadap harga yang terlalu murah. Pertanyaan besarnya adalah apakah kwalitas barangnya bagus atau tidak. Karena sudah menjadi aksioma bahwa harga tidak akan membohongi.