-->

Bagaimana Cara Mencintai yang Benar

Hati adalah mutiara yang berharga dan anugerah yang besar. Memelihara kesehatan hati adalah kwajiban setiap individu. Lingkungan sosial bisa membantu agar tercipta orang-orang yang hatinya sehat.

Dengan hati yang sehat lingkungan akan aman. Kecenderungan berbuat jahat dapat ternetralisir dengan adanya pendidikan hati yang baik. Setiap individu bertanggungjawab terhadap kesehatan atinya masing-masing.

Hati yang sehat bisa disebut dengan hati yang selamat. Ia bersih dari kotoran dan karat hati. Keterlibatan hati dalam penyakit hanya akan membuatnya sakit. Bila tidak lekas diobati maka urusannya panjang.

Persoalan hati yang sehat akan memudahkan setiap hati untuk menyelesaikannya dengan baik, tenan, dan benar. Ia memberi manfaat besar bagi yang memilikinya. Namun bila tidak maka ia akan menyusahkan pemiliknya sepanjang perjalanan dunia dan akhirat.



Tuntunan Rasulullah SAW


Rasulullah saw memberikan sebuah rumus yang tepat dalam hal ini. Ia bersabda:

أحبب حبيبك هونا ما عسى أن يكون بغيضك يوما ما و أبغض بغيضك هونا ما عسى أن يكون حبيبك يوما ما

Hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Nabi yang bernama Abu Hurairah ini terdapat dalam kitabnya Imam At-Tirmidzi. Alangkah baiknya bila kita banyak mengkaji kitab tersebut. Imam At-Turmudzi telah bersusah payah untuk kita. Termalah hadiah darinya dan bacalah dengan tekun dan penuh dengan tawajjuh.

Rasulullah saw mengajarkan kepada kita cara mencintai yang benar. Ia menyuruh kita untuk mencintai dengan cara yang sederhana. Bagaimana bisa seperti ini? Rahasianya ada pada cinta pertama kita yakni mencintai karena Allah dan membencikarena Allah saja.

Banyak orang yang telah memahami cara mencintai yang seperti ini. Maka lahirlah perasaan cinta pada seseorang dengan perasaan yang ditempatkan pada kebenaran. Aku mencntaimu bukan hanya karena aku ada ketertarikan tapi karena Allah yang memerintahkan agar aku menintai ksolehan, kebenaran, pengorbanan, perjuangan.

Maka meletakkan cinta selalu pada bingkai mencari cinta dan ridho Allah swt.. Dengan demikian kita mencintai Nabi Muhammad karena beliau sangat pantas dicintai dan Allah memerintahkan kita untuk mencintainya.

Saat kita membenci seseorang pun bila dasarnya adalah membenci karena Allah pasti garisnya akan sama dengan hadits Rasulullah saw di atas. Akan mudah mengubah cinta jadi benci atau akan merubah dari yang tadinya benci menjadi cinta.

Banyak orang yang sulit merubah kebencian menjadi cinta. Apa sebabnya? Karena persepsinya saat membenci itu didasari karena benci yang ditumpangi nafsu amarah. Berbeda kasusnya bila sejak awal ia membenci hanya karena Allah saja. Dan bila ia melihat ada yang salah pada diri seseorang ia akan sedih sekali dan benci pada perbuatan orang tersebut. Namun begitu ia berusaha memabawa orang itu ke jalan yang benar.

Alangkah hebatnya tuntunan Rasulullah saw ini. Pantas saja para sahabat Nabi meraih kejayaan di dunia dan diakhirat. Mereka telah mendapatkan tuntunan yang baik dalam mencintai dan membenci. Dengan begitu ibadahnya terarah karena hatinya tidak lagi disibukkan oleh cintai yang memperkeruh hatinya.

Tuntunan Sahabat Rasulullah SAW


Pernah suatu hari Sayidina Umar berkata kepada Hajar Aswad, bahwa Hajar Aswad itu hanya batu, kalau dia tidak melihat Rasulullah saw menciumnya maka Umar pun menciumnya. Kalau saja Umar ibn Al-Khatthab tidak melihat Rasulullah saw menciumnya maka Umar pun tidak akan menciumnya.

Itulah sikap seorang mu'min yang benar dalam imannya. Ia mencintai syiar-syiar Islam lebih karena ia mencintai agama Allah SWT. Kecenderungan hati terhadap sesuatu sering kali diarasakan sangat bertolak belakang dengan Syariat Islam. Maka yang mesti dilakukan adalah taat kepada Syariat. Dalam ketaatan ada keberkahan untuk hidup kita.
LihatTutupKomentar