Allah Maha Mulia dengan mengutus Muhammad sebagai utusan.
Awalnya amnusia menyangka bahwa yang memberi rezeki bukan Allah.
Para Nabi dan Rasul kemudia mengajarkan bahwa Allah yang Maha memberi rezeki.
Rasulullah menjelaskan bahwa Rezeki Allah akan berkah dalam jalan ibadah.
Bahkan mintalah rezeeki untuk kelancaran ibadah.
Seperti Nabi Ibrahim.
Ia meminta agar bisa mendirikan shalat.
Ia ingin dibantu dalam melaksanakan tugas.
Seperti Nabi Ayub.
Ia mengeluh bahwa penyakitnya telah mengganggu ibadahnya.
Maka ia sebut bahwa ia bahaya telah menimpanya.
Betapa tinggi adabnya.
Hingga sampai ke soal siwak.
Apakah siwak ini.
Ia adalah menggosok gigi dengan kayu arak.
Begitu tinggi sunnah Rasulullah saw.
Ilmu kedokteran di masa modern membuktikan.
Ia lebih mampu membersihkan kotoran di area gigi, gusi, lidah, dan mulut.
Padahal ia sederhana saja.
Namun banyak orang yang tidak mengamalkannya.
Pada ia sama sunnahnya dengan menikah.
Hanya saja kalau menikah banyak sekali peminatnya.
Untuk sunah yang satu ini jarang orang mau mengetahuinya.
Padahal,
Di suatu peperangan,
kaum muslimin pernah berjaya karena mengamalkannya.
Sudah lebih dari satu bulan mengepung kota persia,
Namun musuh belum takluk,
Bahkan benteng mereka pun masih tertutup.
Hingga ada surat yang datang,
"Mengapa lama sekali kalian menaklukannya?"
"Sunnah Rasul yang manakah yang kalian lupakan?"
Sang komandar mengingat-ingat untuk jawabannya.
Orang soleh dan cerdik pandai ia ajak musyawarah.
Ditemukanlah,
Mereka lupa tidak bersiwak.
Surat pun dikirim,
Isinya meminta dikirim kayu untuk bersiwak,
Kemudian setelah berminggu-minggu datanglah kafilah,
Mereka diutus membawa berton-ton kayu arak.
"Besok pagi kita kan menyerbu ... "
"Sebelum kalian menyerang ... bersiwaklah"
Begitu perintah komadan perang.
Hingga kaum muslimin menang.
Kapan waktu yang tepat untuk bersiwak?
Awalnya amnusia menyangka bahwa yang memberi rezeki bukan Allah.
Para Nabi dan Rasul kemudia mengajarkan bahwa Allah yang Maha memberi rezeki.
Rasulullah menjelaskan bahwa Rezeki Allah akan berkah dalam jalan ibadah.
Bahkan mintalah rezeeki untuk kelancaran ibadah.
Seperti Nabi Ibrahim.
Ia meminta agar bisa mendirikan shalat.
Ia ingin dibantu dalam melaksanakan tugas.
Seperti Nabi Ayub.
Ia mengeluh bahwa penyakitnya telah mengganggu ibadahnya.
Maka ia sebut bahwa ia bahaya telah menimpanya.
Betapa tinggi adabnya.
Hingga sampai ke soal siwak.
Apakah siwak ini.
Ia adalah menggosok gigi dengan kayu arak.
Begitu tinggi sunnah Rasulullah saw.
Ia lebih mampu membersihkan kotoran di area gigi, gusi, lidah, dan mulut.
Padahal ia sederhana saja.
Namun banyak orang yang tidak mengamalkannya.
Pada ia sama sunnahnya dengan menikah.
Hanya saja kalau menikah banyak sekali peminatnya.
Untuk sunah yang satu ini jarang orang mau mengetahuinya.
Padahal,
Di suatu peperangan,
kaum muslimin pernah berjaya karena mengamalkannya.
Sudah lebih dari satu bulan mengepung kota persia,
Namun musuh belum takluk,
Bahkan benteng mereka pun masih tertutup.
Hingga ada surat yang datang,
"Mengapa lama sekali kalian menaklukannya?"
"Sunnah Rasul yang manakah yang kalian lupakan?"
Sang komandar mengingat-ingat untuk jawabannya.
Orang soleh dan cerdik pandai ia ajak musyawarah.
Ditemukanlah,
Mereka lupa tidak bersiwak.
Surat pun dikirim,
Isinya meminta dikirim kayu untuk bersiwak,
Kemudian setelah berminggu-minggu datanglah kafilah,
Mereka diutus membawa berton-ton kayu arak.
"Besok pagi kita kan menyerbu ... "
"Sebelum kalian menyerang ... bersiwaklah"
Begitu perintah komadan perang.
Hingga kaum muslimin menang.
Kapan waktu yang tepat untuk bersiwak?
- Saat akan membaca Al-Qur'an.
- Saat akan memasuki rumah.
- Saat bangun tidur hendak shalat malam.
- Saat hendak berwudhu.
- saat hendak shalat.