Anakku Tersenyumlah
Seminggu sudah saya berduka. Putri kecilku "dipaksa" berdiam di rumah. Bukan karena tidak ingin bermain. Namun ia mendapatkan musibah yang berat. Tangisannya yang keras sungguh menyata hati. Itulah yang membuat kepalaku tertutup aan hitam. Hasbunallah !!!Kini putri kesayanganku sudah kembali menebar senyuman. Aku pun berangsur mulai bisa menerima kenyataan. Yang paling berat kurasakan adalah rasa sesal yang menyesakkan dada. kata-kata "seandainya ... kalau ... ... ... " benar-benar "hampir-hampir" membinasakanku.
Senyumanmu Wahai Putri kesayanganku kembali membangkitkan semangatku. Memang seharusnya aku yang harus menangis. Karena karena kelalaianku kamu menangis dan kamu tidak tahu akulah penyebabnya.
Catatan Pagi Hari
Aku memang tidak merokok tidak pula begitu suka ngopi. Bila di pagi hari aku paling suka lari pagi atau melakukan aktivitas lainnya. Kali ini aku ingin menuliskan tulisan ini dan menyatakan begitu sayangnya aku padamu.Harapanku kamu akan jadi orang yang baik dan memperjuangkan kebaikan itu tersebar. Berkumpullah dengan orang-orang baik agar kamu juga menjadi kuat. Bimbinglah orang-orang yang mulai menyukai kebaikan. Ketuklah pintu hati yang masih tertutup dari kebaikan.