Sebelumnya saya ucapakan banyak terima kasih kepada anda yang mau membaca penjelasan dalam blog ini yang tidak jelas. Sesunggunya tidak ada maksud hati untuk menggurui.
Catatan ini merupakan bagian penting dalam kehidupan saya. Sebagian besar adalah hasil bacaan saya terhadap buku-buku yang selama ini saya upayakan untuk selalu dibaca.
Agar tidak hilang, maka saya menuliskannya. Mudah-mudahan ada faedahnya bagi yang mau membaca-baca tulisan saya yang sederhana ini.
Kemarin sore, saya ketemu dengan seorang kawan di tempat kerja. Saat itu saya memang singgah di tempat kerja untuk mengambil charger laptop yang tertinggal. Dan saya berbincang dengannya.
Saat itu ia meminta saran tentang seseorang yang sedang mengalami masalah berat dalam hidupnya. Saat menanyakan masalahnya apa ia menjelaskan bahwa masalah terbesarnya adalah drinya sendiri.
Ceritanya adalah seseorang sangat menyesali kejadian yang tidak menyenangkan yang dinilainya sebagai suatu dosa. Karena begitu dalam penyesalannya hingga membuatnya malu keluar rumah hingga banyak kewajiban yang luput dari nya.
Bagaimana cara membuatnya sadar kembali dan tumbuh rasa yang bagus untuk menjalani kehidupannya kembali?
Mendengarkan cerita itu hampir-hampir saya tidak bisa menjawabnya. Kalau orang sudah merasa malu kadang-kadang susah sekali akan disadarkan.
Hanya saja, dari kejadian ini saya mengambil beberapa pelajaran yang berharga. Di dalam hati saya mengatakan bahwa sebaiknya ia tidak mesti seperti itu. Penyesalan dan kesedihan yang mendalam itu akan positif bila disertai dengan semangat merubah diri dari buruk menjadi baik.
Dalam sebuah kata-kata mutiara disebutkan:
Jangan sampai terasa besarnya dosa itu merintangimu dari berbaik sangka kepada Allah SWT.
Dari keterangan ini, semoga Allah memberiku dan anda hidayahNya agar selalu dihadirkan penyesalan di dalam hati saat berbuat maksiat. Kemudian Allah memberikan pertolongan kepada kita agar menyertakan penyesalan dan rasa sedih itu dengan semmangat beribadah kepadanya dan diberikan keluatan melawan ritangan-rintangan itu.
Catatan ini merupakan bagian penting dalam kehidupan saya. Sebagian besar adalah hasil bacaan saya terhadap buku-buku yang selama ini saya upayakan untuk selalu dibaca.
Agar tidak hilang, maka saya menuliskannya. Mudah-mudahan ada faedahnya bagi yang mau membaca-baca tulisan saya yang sederhana ini.
Kemarin sore, saya ketemu dengan seorang kawan di tempat kerja. Saat itu saya memang singgah di tempat kerja untuk mengambil charger laptop yang tertinggal. Dan saya berbincang dengannya.
Saat itu ia meminta saran tentang seseorang yang sedang mengalami masalah berat dalam hidupnya. Saat menanyakan masalahnya apa ia menjelaskan bahwa masalah terbesarnya adalah drinya sendiri.
Ceritanya adalah seseorang sangat menyesali kejadian yang tidak menyenangkan yang dinilainya sebagai suatu dosa. Karena begitu dalam penyesalannya hingga membuatnya malu keluar rumah hingga banyak kewajiban yang luput dari nya.
Bagaimana cara membuatnya sadar kembali dan tumbuh rasa yang bagus untuk menjalani kehidupannya kembali?
Mendengarkan cerita itu hampir-hampir saya tidak bisa menjawabnya. Kalau orang sudah merasa malu kadang-kadang susah sekali akan disadarkan.
Hanya saja, dari kejadian ini saya mengambil beberapa pelajaran yang berharga. Di dalam hati saya mengatakan bahwa sebaiknya ia tidak mesti seperti itu. Penyesalan dan kesedihan yang mendalam itu akan positif bila disertai dengan semangat merubah diri dari buruk menjadi baik.
Dalam sebuah kata-kata mutiara disebutkan:
لاَيَعْظُمُ الذَّنْبُ عِنْدَكَ عَظْمَةً تَصُدُّكَ عَنْ
حُسْنِ الظَّنِّ بِاللهِ
Jangan sampai terasa besarnya dosa itu merintangimu dari berbaik sangka kepada Allah SWT.
Dari keterangan ini, semoga Allah memberiku dan anda hidayahNya agar selalu dihadirkan penyesalan di dalam hati saat berbuat maksiat. Kemudian Allah memberikan pertolongan kepada kita agar menyertakan penyesalan dan rasa sedih itu dengan semmangat beribadah kepadanya dan diberikan keluatan melawan ritangan-rintangan itu.