Semoga sahabat semua tetap berada dalam suasana iman yang membahagiakan dan menguatkan jiwa. Tidak ada yang akan memberikan kemulian kepada anda selain Allah dengan cara memuliakan syiar-syiarnya.
Saat diceritakan tentang Ramadhan, dulu, para sahabat yang selalu antusias dengan amalan-amalan sudah menyangka dengan sangkaan yang kuat bahwa Ramadhan itu bukan bulan yang sembarangan.
Secara khusus ada amalan-amalan utama di bulan yang mulia ini. Maka Rasulullah saw diberikan jeda waktu 1 bulan untuk menyampaikan dan mempersiapkan umat Isla di kala itu sebelum pelasanaan Ramadhan.
Dikatakan bahwa Ramadhan adalah bulannya Al Qur'an. Maka dengan kata lain, ini mengandung pengertian, bahwa Ramadhan seharusnya menjadi momentum meningkatkan interaksi kita dengan Al Qur'an.
Bagaimanakah Rasulullah saw mengajarkan? Rasulullah saw meningkatkan interaksinya dengan Al-Qur'an. Bahkan Iam Syafi'i mengkhatamkan Al Qur'an sebanyak 60 kali selama Ramadhan.
Maka bekal Ramadhan yang pertama adalah persiapan mental yang baik dan kuat. Terdapat di dalamnya keikhlasan, tawakal, kesabaran, dan seterusnya. Selanjutnya bekal ilmu. Ini seperti yang disampaikan Rasulullah saw di bulan Sya'ban.
Bekal harta apakah penting? Tentu saja ini sangat penting. Tujuannya agar anda tidak disibukkan dengan hal-hal yang mengurangi kesempatan anda untuk berinteraksi dengan Al Qur'an dan bersedekah.
Maka kebiaaan geliat bisnis terjadi pada Bulan Ramadhan bisa saja dialihkan ke bulan Sya'ban. Hal ini agar tujuan anda memiliki waktu lapang selama Ramadhan bisa tercapai. Karena tidak jarang karena anda sibuk dengan bisnis anda malah menghilangkan kesempatan anda dalam amalan-amalan Ramadhan.
Bukankah berbisnis secara Islami juga dianjurkan? Benar. Namun memaksimalkan Ramadhan dengan bacaan Al Qur'an lebih diutamakan. Bisa saja anda membagi bulan-bulan anda untuk berbisnis dan bulan yang mana fokus beribadah dan berinteraksi dengan Al Qur'an.
Menurut sependek yang kami ketahui, Rasulullah saw lebih fokus ke Al Qur'an saat Ramadhan. Bahkan para imam mengurangi aktivitas lain bahkan hingga yang penting seperti mengajar hadits sebagaimana Imam Malik dan lalu fokus berinteraksi dengan Al Qur'an.