Prihatin rasanya melihat para pengurus mesti mengemis ke berbagai pihak dengan pengajuan proposal-proposal. Bolak-balik datang ke lembaga yang "diperkirakan" bisa membantu penyaluran dan hibah dan semacamnya.
Belum lagi di pinggir bahkan di tengah-tengah jalan raya sering terlihat pemandangan yang tidak menyenangkan. Ibu-ibu dan bapak-bapak berjibaku mengemis uang untuk dana pembangunan dari para pengguna jalan.
Baca juga: Kenapa Jumlah Pengusaha di Indonesia Kalah dengan Malaysia?
Melihat ini maka Membangun Iklim Bisnis di Pesantren atau di lingkungan masjid menjadi sangat penting. Pengelolaan asset sebuah lembaga pesantren atau masjid mesti dilakukan dengan profesional dan dapat diertanggungjawabkan.
Dalam sebuah tulisannya Muhammad Ridlo Zarkasyi menceritakan bagaimana dirinya dikader untuk berada pada bagian "pendukung" dari misi pesantren Gontor dalam mencetak kader pendidik bangsa.
Apa yang dimaksud beliau ini? Yang dipahami dai uraian beliau adalah kemandirian pesantren dalam hal finansial mesti ditopang dengan adanya unit-unit usaha yang dikelola oleh pesantren secara bagus.
Ia mencontohkan bagaimana Universitas Al-Azhar di Mesir bisa mendanai operasionalnya dari hasil wakafnya yang luas dan pendapatan dari hasil sewa propertinya. Sesungguhnya ini pun telah dilakukan para kyai di pesantren. Contohnya di Pondok Pesantren Sidogiri yang dari unit koperasinya memiliki asset triliunan.
Maka kemudian hal ini tidaka akan bisa terlaksana dengan baik tanpa adanya orang-orang yang secara profesional melakukan hal itu. Maka unt bisnis pondok mesti dikelola dengan baik agar semua operasional pesantren lahir dari dirinya sendiri dan tidak bergantung kepada yang lain.
Belum lagi di pinggir bahkan di tengah-tengah jalan raya sering terlihat pemandangan yang tidak menyenangkan. Ibu-ibu dan bapak-bapak berjibaku mengemis uang untuk dana pembangunan dari para pengguna jalan.
Baca juga: Kenapa Jumlah Pengusaha di Indonesia Kalah dengan Malaysia?
Melihat ini maka Membangun Iklim Bisnis di Pesantren atau di lingkungan masjid menjadi sangat penting. Pengelolaan asset sebuah lembaga pesantren atau masjid mesti dilakukan dengan profesional dan dapat diertanggungjawabkan.
Dalam sebuah tulisannya Muhammad Ridlo Zarkasyi menceritakan bagaimana dirinya dikader untuk berada pada bagian "pendukung" dari misi pesantren Gontor dalam mencetak kader pendidik bangsa.
Apa yang dimaksud beliau ini? Yang dipahami dai uraian beliau adalah kemandirian pesantren dalam hal finansial mesti ditopang dengan adanya unit-unit usaha yang dikelola oleh pesantren secara bagus.
Ia mencontohkan bagaimana Universitas Al-Azhar di Mesir bisa mendanai operasionalnya dari hasil wakafnya yang luas dan pendapatan dari hasil sewa propertinya. Sesungguhnya ini pun telah dilakukan para kyai di pesantren. Contohnya di Pondok Pesantren Sidogiri yang dari unit koperasinya memiliki asset triliunan.
Maka kemudian hal ini tidaka akan bisa terlaksana dengan baik tanpa adanya orang-orang yang secara profesional melakukan hal itu. Maka unt bisnis pondok mesti dikelola dengan baik agar semua operasional pesantren lahir dari dirinya sendiri dan tidak bergantung kepada yang lain.