Saya masih teringat cerita lucu ini meskipun sudah beberapa tahun yang lalu. Saat itu, sepulang dari Subang untuk sebuah acara. Saat melintasi kota Bandung kami, saya dengan Bapak Deni Sugilar sempat istirahat sejenak di sebuah toko sop buah.
Kejadian lucu bermula sehabis dari toko itu. Saya mengendarai motor milik teman saya tadi. Dan terasa motor ada yang mendorong saat melintasi sebuah tembok sebelum masuk ke jalan raya. Saya merasa ada beban di belakang saya yang dikira teman saya.
Saya langsung tancap gas sambil berbicara ke sana ke mari. Namun sesaat setelah agak jauh saya merasa ada yang aneh. Saat itu setiap kali saya bertanya teman saya tidak menjawab. Itu terjadi berulang kali.
Saya sangat kaget ketika melihat ke belakang. Ternyata tema saya tidak ada. Saya cukup heran dengan keadaan itu. Karena saya benar-benar menyangka beban di belakang saya adalah teman saya. Dan saya memang yakin bahwa ia sudah naik di belakang saya.
Saya masih bingung dan agak khawatir. Jangan-jangan ia jatuh di perjalanan tadi karena gara-gara saya memacu motor dengan kecepatan tinggi. Tanpa pikir panjang lagi saya langsung putar arah. Agak pelan saya membawa motor itu dan mata saya melihat ke kanan dan kiri mencari sosok teman saya yang dalam bayangan saya sedang berdiri di pinggir jalan.
Ternyata jarak yang sudah saya tempuh sudah sangat jauh. Tibalah di tempat sop buah itu tadi. Alhamdulillah teman saya ada di situ dengan wajah kebingungan.
Saat itu kami tertawa saling berbagi cerita. Ia heran kenapa ditinggalkan oleh saya. Dan saya pun heran kenapa ia masih berada di situ. Lantas yang tadi siapa. Yang paling lucu adalah saya membawa motor tapi yang punya saya tinggalkan.
Kejadian lucu bermula sehabis dari toko itu. Saya mengendarai motor milik teman saya tadi. Dan terasa motor ada yang mendorong saat melintasi sebuah tembok sebelum masuk ke jalan raya. Saya merasa ada beban di belakang saya yang dikira teman saya.
Saya sangat kaget ketika melihat ke belakang. Ternyata tema saya tidak ada. Saya cukup heran dengan keadaan itu. Karena saya benar-benar menyangka beban di belakang saya adalah teman saya. Dan saya memang yakin bahwa ia sudah naik di belakang saya.
Ternyata jarak yang sudah saya tempuh sudah sangat jauh. Tibalah di tempat sop buah itu tadi. Alhamdulillah teman saya ada di situ dengan wajah kebingungan.
Saat itu kami tertawa saling berbagi cerita. Ia heran kenapa ditinggalkan oleh saya. Dan saya pun heran kenapa ia masih berada di situ. Lantas yang tadi siapa. Yang paling lucu adalah saya membawa motor tapi yang punya saya tinggalkan.