Bersabar Sebentar Untuk Hidup yang Lebih Bahagia adalah isi ceramah KH Muhammad Arifin Ilham yang saya tangkap. Betapa panjang ceramahnya tentang istiqamah hari kemarin. Tertarik rasanya untuk ikut mengaji kepada beliau dan sudah sejak lama ingin bertemu dan berguru. Rupanya saya kurang istighfar hingga belum juga kesampaian berjumpa.
Bersabar Sebentar Untuk Hidup yang Lebih Bahagia memiliki makna yang mendalam menurut saya. Bagaimana dengan anda? Hanya saja di antara kita banyak lupanya dari pada banyak ingat akan hal ini. Padahal sejak dulu mungkin anda juga mengetahuinya.
Kemarin malam ada jadwal pertandingan MotoGP yang sangat saya gemari. Betapa ingin saya menghabiskan season balapan itu dan menyaksikannya hingga selesai dan mengetahui siapa juaranya. Namun hati berbisik, "Bersabar Sebentar Untuk Hidup yang Lebih Bahagia".
Kenapa begitu? Karena adzan Isya telah berkumandang. Saya mengetahui pahala shalat berjamaah yang bukan hanya dapat 27 derajat namun banyak dari itu. Mungkin saja langkah kaki yang menggugurkan dosa, diberi pahal, dan diangkat derajat, membuang bahaya dari jalan hingga orang-orang selamat, bersilaturahmi, mengajar, belajar, dan banyak lagi.
Maka dalam hati anda pn akan ada perang bukan? Saat yang anda sukai berbenturan dengan jadwal yang ditetapkan Allah SWT. Mau memilih yang mana? Apakah MotoGP atau saya segera berlari ke masjid menyusul barisan yang sudah dirapatkan?
Mengapa tidak setiap saat saya atau anda "Bersabar Sebentar Untuk Hidup yang Lebih Bahagia"? Bila mampu berpikir dan melakukannya alangkah bahagianya. Terkadang hati berbisik tapi hantaman kepentingan bisnis dan keuntungan menjadi penipunya. Takut kehilangan bonus atau laba yang besar hingga melupakan titah Sang Maha Raja pengasa langit dan bumi.
Bukankah orang tahu bahwa kenikmatan di dunia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kenikmatan surga. Padahal masuk sorga bisa berbagai amacam cara seperti juga dunia. Namun orang malah memilih yang sulit dan menyulitkan untuk hidupnya kelak.
Al-jannatu huffat bil makarih
Katanya, surga itu dipenuhi oleh hal-hal yang tidak menyenangkan. Ada infaq yang bertentangan dengan rasa takut miskin. Ada jihad yang bertentangan dengan keinginan hidup abadi dan kehilangan nyawa. Namun bila dilandasi dengan iman "katanya", maaf saya belum sampai bisa merasakannya, semua bila dengan iman jalanan yang penuh duri itu bagaikan jalan bebas hambatan yang kiri kanannya dihiasi taman-taman yang indah.
Wannaru huffat bissyahawat
Sedang neraka itu sangat cocok dengan keinginan hawa nafsu. Tidak sedikit untuk berpacaran orang bisa menghabiskan uang padahal uang sebanyak itu bisa membeli surga Allah. Tidak sedikit orang rela menenggak racun untuk mempertahankan keyakinan jahatnya padahal jiwa tegar seperti itu bisa digunakan untuk membela agamaNya.
Bersabar Sebentar Untuk Hidup yang Lebih Bahagia memiliki makna yang mendalam menurut saya. Bagaimana dengan anda? Hanya saja di antara kita banyak lupanya dari pada banyak ingat akan hal ini. Padahal sejak dulu mungkin anda juga mengetahuinya.
Kemarin malam ada jadwal pertandingan MotoGP yang sangat saya gemari. Betapa ingin saya menghabiskan season balapan itu dan menyaksikannya hingga selesai dan mengetahui siapa juaranya. Namun hati berbisik, "Bersabar Sebentar Untuk Hidup yang Lebih Bahagia".
Kenapa begitu? Karena adzan Isya telah berkumandang. Saya mengetahui pahala shalat berjamaah yang bukan hanya dapat 27 derajat namun banyak dari itu. Mungkin saja langkah kaki yang menggugurkan dosa, diberi pahal, dan diangkat derajat, membuang bahaya dari jalan hingga orang-orang selamat, bersilaturahmi, mengajar, belajar, dan banyak lagi.
Maka dalam hati anda pn akan ada perang bukan? Saat yang anda sukai berbenturan dengan jadwal yang ditetapkan Allah SWT. Mau memilih yang mana? Apakah MotoGP atau saya segera berlari ke masjid menyusul barisan yang sudah dirapatkan?
Mengapa tidak setiap saat saya atau anda "Bersabar Sebentar Untuk Hidup yang Lebih Bahagia"? Bila mampu berpikir dan melakukannya alangkah bahagianya. Terkadang hati berbisik tapi hantaman kepentingan bisnis dan keuntungan menjadi penipunya. Takut kehilangan bonus atau laba yang besar hingga melupakan titah Sang Maha Raja pengasa langit dan bumi.
Bukankah orang tahu bahwa kenikmatan di dunia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kenikmatan surga. Padahal masuk sorga bisa berbagai amacam cara seperti juga dunia. Namun orang malah memilih yang sulit dan menyulitkan untuk hidupnya kelak.
Al-jannatu huffat bil makarih
Katanya, surga itu dipenuhi oleh hal-hal yang tidak menyenangkan. Ada infaq yang bertentangan dengan rasa takut miskin. Ada jihad yang bertentangan dengan keinginan hidup abadi dan kehilangan nyawa. Namun bila dilandasi dengan iman "katanya", maaf saya belum sampai bisa merasakannya, semua bila dengan iman jalanan yang penuh duri itu bagaikan jalan bebas hambatan yang kiri kanannya dihiasi taman-taman yang indah.
Wannaru huffat bissyahawat
Sedang neraka itu sangat cocok dengan keinginan hawa nafsu. Tidak sedikit untuk berpacaran orang bisa menghabiskan uang padahal uang sebanyak itu bisa membeli surga Allah. Tidak sedikit orang rela menenggak racun untuk mempertahankan keyakinan jahatnya padahal jiwa tegar seperti itu bisa digunakan untuk membela agamaNya.