Beliau adalah seorang guru di sebuah kecamatan terpencil di daerah Cianjur Selatan. Sayang sekali saya tidak boleh menuliskan nama lengkapnya. Karena saya belum memiliki izin untuknya. Namun begitu saya akan mencoba menceritakannya kepada Anda secara singkat.
Selama 18 tahun kehidupannya dihabiskan dikontrakan. Hunian itu hanya rumah kecil dan sederhana yang kalau hujan tiba air hujan selalu masuk ke dalam rumah. Sering saat memasak beliau harus memakai payung agar air hujan tidak masuk ke dalam katel.
Selama itu pula, makanan yang paling sering dihidangkan adalah goreng ikan asin. Selama 18 tahun itu gajinya di bank tidak pernah ia ambil. Semata-mata itu dilakukan karena ada satu cita-cita dan rencana besar.
Sekarang orang sudah pada tahu bahwa beliau adalah orang yang terpandang dan ianggap sangat kaya. Ia memiliki 30 hektar kebun Albasiah, belasan hektar sawah, mempunyai 30 ekor sapi, dan banyak lagi yang lainnya.
Banyak yang bertanya, bagaimana ia memiliki kekayaan sebesar itu? Wajar saja bila pertanyaan ini muncul apalagi bila mengingat cerita di masa lalunya yang hidupnya sangat sederhana.
Untuk menjawabnya bisa dimulai dengan adanya visi ke depan lalu misinya adalah menabung. Ia lakukan dengan 18 tahun tidak mengambil gaji. Dan selama itu terkumpul uang sebesar Rp 250 juta. Lalu beliau gunakan membeli 1 hektar sawah.
Kemudian sawah seluas itu ia gadaikan. Uang yang ia dapatkan itu kemudian membeli kebun yang ia tanami dengan pohon Albasiah dan yang lainnya. Ia terus memutar uang itu dalam perkebunan. Hingga sekarang ia sudah memiliki kebun Albasiah seluar kurang lebih 30 hektar.
Itulah Kisah Sukses Pemilik 30 Hektar Kebun Alba. Barangkali anda akan mengambil inspirasi dari cerita ini maka tentukan visi lalu lakukan dan tindak lanjuti dengan misi. Kesuksesan besar selalu diawali dengan kumpulan sukses-sukses kecil yang terus dipertahankan.
Selama 18 tahun kehidupannya dihabiskan dikontrakan. Hunian itu hanya rumah kecil dan sederhana yang kalau hujan tiba air hujan selalu masuk ke dalam rumah. Sering saat memasak beliau harus memakai payung agar air hujan tidak masuk ke dalam katel.
Selama itu pula, makanan yang paling sering dihidangkan adalah goreng ikan asin. Selama 18 tahun itu gajinya di bank tidak pernah ia ambil. Semata-mata itu dilakukan karena ada satu cita-cita dan rencana besar.
Sekarang orang sudah pada tahu bahwa beliau adalah orang yang terpandang dan ianggap sangat kaya. Ia memiliki 30 hektar kebun Albasiah, belasan hektar sawah, mempunyai 30 ekor sapi, dan banyak lagi yang lainnya.
Banyak yang bertanya, bagaimana ia memiliki kekayaan sebesar itu? Wajar saja bila pertanyaan ini muncul apalagi bila mengingat cerita di masa lalunya yang hidupnya sangat sederhana.
Untuk menjawabnya bisa dimulai dengan adanya visi ke depan lalu misinya adalah menabung. Ia lakukan dengan 18 tahun tidak mengambil gaji. Dan selama itu terkumpul uang sebesar Rp 250 juta. Lalu beliau gunakan membeli 1 hektar sawah.
Kemudian sawah seluas itu ia gadaikan. Uang yang ia dapatkan itu kemudian membeli kebun yang ia tanami dengan pohon Albasiah dan yang lainnya. Ia terus memutar uang itu dalam perkebunan. Hingga sekarang ia sudah memiliki kebun Albasiah seluar kurang lebih 30 hektar.
Itulah Kisah Sukses Pemilik 30 Hektar Kebun Alba. Barangkali anda akan mengambil inspirasi dari cerita ini maka tentukan visi lalu lakukan dan tindak lanjuti dengan misi. Kesuksesan besar selalu diawali dengan kumpulan sukses-sukses kecil yang terus dipertahankan.