Seperti apa sih orangnya? Begitu orang-orang mempertanyakan tentang Bapak Ridwa Kamil, yang saat catatan ini ditulis masih menjabat sebagai wali kota Bandung. Catatan ini mungkin bisa mewakili beberapa catatan tentang beliau.
Yang belum pernah bertatap muka dengannya akan memiliki pandangan bahwa ia adalah orang yang mamiliki emosi yang sehat. Setiap orang apalagi pemimpin bisa sekali dan berpotensi menggunakan gaya bicara dan bersikap meledak-ledak. Tapi Bapak Ridwan Kamil seperti yang sering terlihat di televisi orangnya santun, sabar, tidak meledak-ledak, meskipun tetap ia bukan orang yang tidak pernah marah.
Masyarakat luas di Bandung sering menyebutnya pemimpin yang cerdas. Untuk mengukur kecerdasannya tentu saja tidak bisa sembarang orang dan anda pun tentu tidak tahu bagaimana kecerdasan itu dinilai.
Orang-orang yang datang ke Bandung cukup menilai dengan banyaknya perubahan antar muka di setiap sudut Bandung. Tempat-tempat umum disulapnya menjadai tempat berkumpul yang nongkrong. Tentu, walaupun lebih baik dzikir di mesjid, belajar di universitas, daripada nongkrong. Tapi sesekali boleh. Karena jangan kan nongkrong di tempat umum nongkrong di universitas juga hanya menjamin buang-buang waktu dan anda tidak akan lulus.
Banyak sudut kota yang anda kenal. Bagaimana dulu alun-alun Ujungberung. Sekarang tempat ini sangat bagus penataannya. Banyak yang suka ke GOR Saparua, bahkan di bawah play offer pun sangat nyaman.
Harapan anda dan kita tentu saja pemimpin ini harus mdah didekati. Karena biasanya orang segan bertemua dengan pemimpinnya, bukan karena tidak menghormati tapi karena malu, apalagi masyarakat kecil. Seharusnya bukan mereka yang datang tapi pemimpin yang datang melayani.
Yang belum pernah bertatap muka dengannya akan memiliki pandangan bahwa ia adalah orang yang mamiliki emosi yang sehat. Setiap orang apalagi pemimpin bisa sekali dan berpotensi menggunakan gaya bicara dan bersikap meledak-ledak. Tapi Bapak Ridwan Kamil seperti yang sering terlihat di televisi orangnya santun, sabar, tidak meledak-ledak, meskipun tetap ia bukan orang yang tidak pernah marah.
Masyarakat luas di Bandung sering menyebutnya pemimpin yang cerdas. Untuk mengukur kecerdasannya tentu saja tidak bisa sembarang orang dan anda pun tentu tidak tahu bagaimana kecerdasan itu dinilai.
Orang-orang yang datang ke Bandung cukup menilai dengan banyaknya perubahan antar muka di setiap sudut Bandung. Tempat-tempat umum disulapnya menjadai tempat berkumpul yang nongkrong. Tentu, walaupun lebih baik dzikir di mesjid, belajar di universitas, daripada nongkrong. Tapi sesekali boleh. Karena jangan kan nongkrong di tempat umum nongkrong di universitas juga hanya menjamin buang-buang waktu dan anda tidak akan lulus.
Banyak sudut kota yang anda kenal. Bagaimana dulu alun-alun Ujungberung. Sekarang tempat ini sangat bagus penataannya. Banyak yang suka ke GOR Saparua, bahkan di bawah play offer pun sangat nyaman.
Harapan anda dan kita tentu saja pemimpin ini harus mdah didekati. Karena biasanya orang segan bertemua dengan pemimpinnya, bukan karena tidak menghormati tapi karena malu, apalagi masyarakat kecil. Seharusnya bukan mereka yang datang tapi pemimpin yang datang melayani.