Dahulu paman saya pernah mengatakan sebuah ungkapan dalam bahasa Jawa. Sayang sekali saya tidak ingat semuanya. Kurang lebih ia berkata ".... endog-endog kongkorongok, ayam jago meneng wae ...."
Dengan keterbatasan pengetahuan saya saat ini mencoba memberikan tafsirnya. Mungkin saja maknanya adalah sangat mengherankan orang yang baru belajar agama berani berceramah di muka umum, padahal jangankah tahu benar akan ucapannya untuk mengetahui bentuk kalimat dan jabatannya dalam jumlah pun ia tidak tahu.
Fenomena ini tentu bukan hal yang aneh. Banya yang baru kemarin mengenal agama berani ceramah menjelaskan agama dengan berbekal satu ungkapan "sampaikan dariku walaupun satu ayat" dan ia beragumen bahwa Umar bin Khatthab langsung berdakwah sepulang dari Majlisnya Rasulullah SAW.
Apakah itu salah? Tidak ada yang salah namun tidak elok. Karena agama dibangun buka hanya dengan semangat. Namun agama ditegakkan dengan bashirah, alasan, dalil. Kalau belum punya dalil lantas apa yang dikatakannya bersumber dari mana?
Lebih berbahaya lagi apabila ia mencela orang yang tidak mengikuti cara yang dilakukannya. Mala ia "menganggap" kurang sepurna bila yang lain tidak ikut caranya. Bila dinasihati untuk mengaji dulu sebelum berdakwah ia mengatakan bahwa kami mengaji sambil berdakwah.