Saat Anak Tidak Sesoleh Orang Tuanya tentu mengundang pertanyaan dan keheranan. Apa yang salah? Di mana letak kekurangannya. Apakah pertanyaan ini dapat dicari jawabannya. Akankah jawaban itu membentuk formula yang ampuh agar anak bisa sesoleh orang tuanya.
Saya sendiri merasa tidak sampai pikiran saya untuk menemukan jawabannya. Biarlah catatan ini menemukan jalannya sendiri untuk menemukan bentuknya sendiri. Secara ontologi manusia diciptakan berbeda.
Tidak ada yang benar-benar serupa walaupun dua saudara kembar sekalipun. Barangkali itulah salah satu yang ada dalam pikiran saya saat mencoba mencari jawabannya. Dalam hal ini saya menjadi teringat dengan konsep lainnya.
Manusia diciptakan unik. Dan di sisi lain akan ada selalu tahapan dan tingkatan. Itu merupakan turunan dari perbedaan itu. Di tambah lagi manusia akan mengalami kesempurnaan dan kekurangan. Dalam kesejatian sejarahnya manusia memang berbeda.
Namun, apakah salah bila orang tua menginginkan anaknya lebih soleh dari dirinya. Lalu mengapa orang yang sangat menginginkan sering kali menggigit jari karena kecewa. Anak yang diharapkannya ternyata malah mencurigai apa yang diucapkannya.
Generasi tua seakan tidak dipahami oleh generasi muda. Semua seolah bertolak belakang. rasa tidak percaya menampakkan bentuknya dalam penolakan yang nyata. Mereka berpandangan bahwa zaman telah berubah. Kalangan tua pun menyatakan bahwa kami lebih berpengalaman dari kalian.
Metode dan cara tentu telah dilakukan. Meskipun karena sayang metode dan cara sering kali tertunda. Sehalus apapun pernyataan dan semanis apapun senyuman tetap saja itu mencurigakan dan mereka segera menjauh dan menyatakan cara kami berbeda dengan cara anda maka jangan paksa kami.
Sebaik-baik kaidah adalah yang diucapakan orang-orang cerdas zaman ini. Bahwa yang terbaik bagi kita adalah menjaga yang baik dari warisan masa lalu dan mengambil yang terbaik dari yang ada pada masa kini.