-->

Persepsi Keagungan Tuhan Dalam Hati

Subhanallah - sungguh manusia tidak akan mampu sempurna dalam memuji. Dalam melakukan pengabdiannya manusia bahkan harus lebih banyak beristigfar dari pada bertahmid. Karena begitu banyaknya kekurangan dalam ibadahnya.

Manusia berbua sesuai dengan persipsi yang dibangun dalam otaknya, atau yang tidak direncanakan terbangun dalam pikirannya. Sesuatu yang sengaja dibangun dan terbangun tanpa direncanakan tentu berbeda. Meskipun keduanya tidak menjamin kebenarannya kalau dibangun ditanah milik orang lain.

Orang bilang bahwa seseorang bertingkah-laku sesuai prnsip yang ia pegang. Saya tidak mampu bercerita lebih banyak tentang ini. Prinsip? Apa itu. Saya hanya menyederhanakannya dengan persepsi. 

Persepsi lebih mudah untuk saya ungkapkan. Bila prinsip terbangun sangat kokoh dan terdiri dari potongan-potongan persepsi. Dan prinsip tentang Tuhan tidak akan mampu tergambar sempurna selain sesuai keterangan yang diungkapkannya, atau kata-kata yang diizinkan-Nya, atau berdasarkan penjelasan utusan-Nya. Dan sejelas apapun keterangannya tetap saja manusia memiliki kekurangan untuk memiliki peresepsi yang sempurna.

Tinggalkanlah kekurangan itu, biarkanlah kita berupaya sempurna untuk memahaminya sebatas batasan yang ada daam diri kita. Maka keagungan syariat-Nya akan mempengaruhi tingkahmu sesuai dengan persepsi keagungan-Nya dalam diri kita.

Ambil satu contoh! Bagaikmanakah sikap kia saat menyambut panggilannya? Apakah gesit, cepat-cepat datang, atau malas-malasan, dan bahkan tidak menjawab dan tidak menghadirinya. Bila persepsi dalam hatimu bahwa Tuhan itu penting maka kejadiannya adalah engkau akan meninggalkan apapun selain-Nya.
LihatTutupKomentar