Ceritanya ada dua orang yang sedang berjalan disebuah padang pasir. Mendadak, hampir berbarengan mereka melihat hewan seperti unta.
Karena jarak mereka kejauhan maka pandangan mereka menjadi tidak jelas. Sejak awal keduanya berbeda pendapat.
Yang satu berpendapat bahwa yang dia lihat adalah seekor unta.
Yang satu lagi mengatakan bawa benda itu adalah burung unta.
Akhirnya mereka sendiri sepakat untuk membuktikan apakah itu unta atau burung unta.
Mereka berjalan ke arah benda itu. Keduanya berhenti dan salah seorang langsung mengatakan bawa itu burung unta. Yang satu lagi tetap pada pendiriannya bahwa itu unta.
Mereka akhirnya berjalan lebih dekat lagi. Ternyata ketika didekati benda itu berlari seperti unta lalu terbang seperti burung.
Melihat benda itu terbang yang tadi berpendapat burung unta bersorak kegirangan karena terkaannya benar.
Temannya tetap tidak mau kalah dan ia tetap pada pendapatnya dan mengatakan Jamal wain Thaar itu tadi seperti tertulis pada judul yang artinya, itu tetap unta walaupun bisa terbang.
Jadi ungkapan ini menggambarkan pendirian orang yang panatik buta dengan pendapatnya meskipun sudah jelas salah dan telah banyak pula diingatkan namun ia tidak menerima kebenaran itu.
Sebaik-baik sikap kita terhadap kebenaran adalah mengakui kalau itu benar lalu menerimanya sebagai kebenaran. Setelah itu kita harus mengajarkanbya dan membela serta berpihak kepadanya.