-->

Mengapa Sulit Menulis Buku (Studi Kasus)

Tulisan ini berupa catatan penting yang tidak boleh hilang dari diary ini. Bagi saya catatan ini penting karena menyangkut kualitas diri saya sendiri. Dan catatan ini tidak boleh hilang karena ada sesuatu yang berharga darinya.

Latar Belakang
Latar belakang dari tulisan ini adalah saat saya melakukan observasi singkat dan melakukan wawancara dengan sejumlah masyarakat di kawasan tempat ziarah di Pamijahan Tasikmalaya. Bagi masyarakat di kampung saya kawasan ini sangat terkenal.

Saya mendapati bahwa banyak orang yang tidak mengetahui adanya naskah atau manuskrip kitab karangan atau hasil tulisan beliau yang diwariskan kepada santri atau keluarganya. Meskipun ini bukan kesimpulan namun setidaknya begitu lah yang kami dengar.

Bila di pesantren-pesantren di tanah Jawamaka tradisi membaca kitab kuning sering kali mencantumkan nama kitab karang Syaikh Nawawi Banten. Selama ini belum saya temukan ada kitab karang Syaikh Abdul Muhyi Pamijahan.

Dengan segala kehormatan yang Allah berikan kepadanya baik dalam ilmu dan amal tentunya akan lebih lengkap bila beliau mempunyai kitab yang akan menjadi catatan sejarah yang berguna bagi hgenerasi muda selanjutnya.

Fakta di Zaman Sekarang
Saya mendapatkan di kampung-kampung yang pernah saya singgahi bahwa sebagian besar di antara para kyai tidak pernah menulis satu buku pun sebagai sumbangsihnya dalam menegakkan agama melalui sarana kitab Al-Kutub.

Apa alasannya? Salah satu kesimpulannya adalah kurangnya latihan dalam melakukan aktivitas ini. Soal ilmu tentu tidak usah ditanya. Banyak yang mumpuni dan telah mampu mencapan tingkatan ilmu yang tinggi.

Ata, saya mengira - koreksi bila salah - bahwa ada kekurangan penguasaan ilmu. Seperti dalam sebauh ungkapan Faaqid As-Syai-i laa Yu'thii. Arti dari ungkapan ini adalah orang yang tidak punya apa-apa tidak akan bisa memberikan sesuatu pun.

Permohonan dan Saran
Bagi para cendikiawan, tulislah buku-buku yang bermutu. Dan belajarlah sekuat tenaga meskipun kini telah menjadi guru bagi yang lain. Orang yang terus belajar dalam meningkatkan pengetahuan dan kemahiran adalah orang yang tawadhu terhadap Tuhannya yang maha luas ilmu-Nya.
Demikian catatan ini dengan judul Mengapa Sulit Menulis Buku (Studi Kasus). Semoga ada manfaatnya. Bila saja tidak ada manfaatnya maka boleh saja Anda menegur saya yang bodoh ini. Semoga Allah selalu membimbing kita semua.


LihatTutupKomentar