-->

Apa Taqwa Lebih Penting dari Uang?

Kita (yang muslim terutama) bahwa urusan TAQWA adalah urusan penting yang harus diperhatikan. Jadi kalau penting biasanya harus ditempatkan dalam urutan utama dalam daftar hal yang harus diperhatian dan jangan sampai hilang dari pandangan.  

Dalam agama dan bernegara kata ini (taqwa) adalah awal dan akhir sebuah cerita. Kalimat pembuka tentang agama harus mendorong ke terma ini dan kalimat terakhir pun merupakan buah dari kalimat ini pula.

Begitu pula dalam kehidupan bernegara, persoalan bangsa dan negara harus dimulai dengan mengatur urusan taqwa ini. Sebab bila negara hanya dihuni oleh kaum bromocorah dan kaum bandit maka negara akan punah.

Negara bahkan dunia ini, bumi ini, diwariskan hanya kepada hamba-hamba yang shalih saja. Dan yang golongan lain hanya mendapatkan sebagian kecil saja meskipun terlihat sangat banyak dan menguasai.

Uang Menggeser Posisi Taqwa

Kenyataan sekarang posisi taqwa nampaknya sudah digeser dengan posisi uang. Lihat saja semua yang dilakukan umat manusia berdasarkan niat dan tujuan untuk mencari uang. Tisuksruk tidungdung hanya demu uang.

Namun tenang saja karena bila semua katifitas berdasarkan taqwa maka pencarian uang kita akan diberkah. Karena niat yang mendasarinya adalah niat untuk beribadah. dan jalan taqwa adalah bagian dari makna ibadah yang luas tersebut.

Revitalisasi Ketaqwaan Hati

Urusan Taqwa memang merupakan persoalan dan masalah hati. Namun meskipun demikian kita bisa melihat tanda-tanganya yang tercermin dalam amal perbuatan yang tampak. Karena yang tersimpan dalam hati itu ibarat bunga yang tidak sanggup menahan keluarnya aroma dari dirinya.

Apa Taqwa Lebih Penting dari Uang?
Pecinta Al-Qur'an ... Amiin
Maka dengan ini sangat perlu sekali bila setiap insan kembali memposisikan nilai-nilai ketaqwaan ke posisinya semula yang begitu penting bagi umat manusia. Caranya adalah dengan mendekat kepada orang shalih, berpuasa, shalat malam, membaca Al-Qur'an, dan berdzikir.

Penutup, maafkan bila catatan ini tidak berguna dan banykanya kesia-siaan. Masih banyaknya kekurangan semoga tidak menghalangi kita untuk terus menyempurnakan dan belajar, karena kesalahan tidak cukup hanya diratapi namun harus segera berganti dengan kebenaran. Baca juga  Inilah Dua Hal yang Mengobati Penyakit Bolot dan Budeg


LihatTutupKomentar