Dalam artikel ini in sya Allah kami akan menhadirkan kutipan dari Kitab Al-Adzkar karya Imam An-Nawawi Ad-Dimasqi yang berkaitan dengan Dzikir-Dzikir yang Dianjurkan Ketika Berpuasa.
Latar belakang artikel ini adalah banyaknya pertanyaan yang ada kaitannya dengan ini dan puasa pada umumnya. Informasi ini sangat penting karena menyangkut kesempurnaan ibadah puasa kita semua.
Baiklah kami kutip tulisan Imam Nawawi berikut ini;
(بابُ الأذكارِ المستحبّة في الصَّوْم)
يُستحبُّ أن يجمعَ في نيّة الصوم بين القلب واللسان، كما قلنا في غيره من العبادات، فإن اقتصر على القلب كفاه، وإن اقتصرَ على اللسان لم يجزئه بلا خلاف، والسُّنّة إذا شتمَه غيرُه، أو تَسَافَه عليه في حال صومه أن يقول: " إني صائم إني صائم " مرتين أو أكثر.
Kitab Dzikir Yang Disunahkan Ketika Puasa
Ketika berniat puasa disunahkan menghimpunnya dalam hati dan lisan, sebagaimana yang telah kami jelaskan dalam ibadah-ibadah selain puasa. Apabila mencukupkan niat dalam hati maka itu sudah mencukupi. Namun bila mengucapkan niat di lisan saja maka itu tidak mencukupi tanpa ada perbedaan pendapat dalam hal ini. Dan termasuk sunah adalah apabila ada orang yang mencaci maki atau berbuat yang tidak pantas saat ia sedang berpuasa maka ia mengucapkan, “Saya sedang berpuasa, saya sedang berpuasa” sebanyak dua kali atau lebih banyak lagi.
روينا في " صحيحي البخاري ومسلم " عن أبي هريرة رضي الله عنه، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: " الصِّيَامُ جُنَّةٌ، فإذَا صامَ أحَدُكُمْ فَلا يَرْفُثْ ولا يجهل، وَإِنِ امْرُؤٌ قاتَلَهُ أو شاتَمَهُ فَلْيَقُلْ: إني صَائِمٌ، إني صَائِمٌ، مَرَّتَيْن ".
Kami meriwayatkan dalam dua kitab shahih Al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Puasa adalah perisai, apabila salah seorang di antara kalian berpuasa maka janganlah berkata kotor atau berbuat bodoh. Dan apabila ada seseorang yang memeranginya atau menghinanya maka ia harus mengatakan, “Saya sedang berpuasa, Saya sedang berpuasa” sebanyak dua kali.”
قلت: قيل: إنه يقول بلسانه، ويُسمع الذي شاتمه لعلّه ينزجر، وقيل: يقوله بقلبه لينكفّ عن المسافهة، ويحافظ على صيانة صومه، والأوّل أظهر.
ومعنى شاتمه.
شتمه متعرضاً لمشاتمته، والله أعلم.
Saya berkata: dikatakan bahwa orang itu seharusnya mengucapkannya dan memperdengarkannya kepada orang yang memakinya agar ia menjauh. Dan dikatakan juga bahwa ia mengucapkannya di dalam hatinya agar meencegah dari saling memaki dan menjaga puasanya. Pendapat pertama lebih jelas.
Makna Syamatahu
Maknanya adalah membantahnya agar ia terhindar dari perbuatan saling memaki. Wallahu a’lam.
وروينا في كتابي الترمذي وابن ماجه، عن أبي هريرة رضي الله عنه، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُم: الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَالإِمامُ العادِلُ، وَدَعْوَةُ المَظْلُومِ " قال الترمذي: حديث حسن.
Kami meriwayatkan dalam kitab At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “ada tiga kelompok manusia yang doanya tidak ditolak. Orang yang berpuasa hingga brbuka, Imam yang adil, dan doa yang teraniaya.” At-Tirmidzi berkata: hadits ini hasan.
Demikian lah keterangan Imam Nawawi.