KENAPA HARUS BELAJAR TIDUR DAN BERDO'A? - Manusia selalu menginginkan yang terbaik untuk dirinya. Maka untuk meningkatkan kwalitas hidup manusia rela mencari informasi sebanyak-banyak, ilmu-ilu, trik, dan tips.
Termasuk di dalamnya persoalan yang berkaitan dengan tidur dan berdo'a. Dalam istilah manajemen dan pengembangan diri ada satu kata yang yang harus ada. Yaitu evaluasi diri. Benar seluruh aktifitas kita harus diaudit dan kita yang melakukan perbuatannya harus diperiksa. Dan kita juga harus melakukan self healing. Kita berupaya mendiagnosa penyakit yang ada dalm diri kita. Bahkan kita adalah jaksa yang melakuakan tuntutan dan hakim yang memvonis hukuman.
KENAPA HARUS BELAJAR TIDUR DAN BERDO'A? INSPIRASI DO'A SEBELUM TIDUR |
APA KABAR TIDUR KITA? Apakah baik-baik saja, berkualitas atau buruk sekali mutunya. Bagiamana tidur yang baik? Kita bisa mengetahui trik dan tips cara Rasulullah saw. ketika beliau tidur. Informasinya banyak dijelaskan para ulama dalam banyak kitab. Dunia ilmiah dan kedokteran sekarang telah membuktikan bahwa cara tidur Rasulullah saw. dan pengobatan cara Nabi sangat baik dan bermanfaat.
BUKANKAH KITA SUDAH BISA TIDUR? Untuk bisa tidur orang tidak perlu sekolah. Bahkan tidur di sekolah pun termasuk aktifitas yang tidak diperkenankan. Bila seseorang tidur di kelas maka ia segera dibangunkan karena dianggap melanggar etika kesopanan. Bila keseringan tidur maka ia akan mendapatkan peringatan. Selebihnya ia akan mendapatkan cemoohan dan tuduhan. Kenapa karena dicurigai bahwa orang yang tidur saat pembelajaran sebagai orang yang tidak bisa mengatur diri dan tidak menghargai orang lain, atau malam tadi ia melakukan tindak kejahatan. Mending kalau semua itu salah sasaran, bila sebenarnya malam tadi ia berdo'a dan shalat tahajud habis-habisan.
Bila tidur didalam kelas saat pembelajaran belangsung dianggap tidak sopan, lalu kenapa banyak orang tertidur ketika mendengarkan khutbah jum'at, tidakkah ia mengambil pelajaran. Untung tidak diusir Tuhan dan tidak dicemooh oleh-Nya secara terang-terangan. Karena Malaikat yang memperhatikan bukanlah murid yang kekanak-kanakan. Dan Allah adalah Tuhan semesta alam.
Untuk tertidur pulas memang setiap mungkin saja orang bisa. Namun agar tidur tidak sekedar tidur maka kita harus berilmu. Di sekolah, di madrasah, di universitas, dalam kajian ilmu, dan seterusnya. Sudah banyak sekali penelitian tentang peristiwa tidur ini.
Maka jalannya mudah, dengan mempelajari cara Rasuluullah tidur. Beliau mengajarkan bahwa tidur harus diniatkan karena Allah swt.. Tidur harus diniatkan pula untuk mendukung aktifitas amal yang lain. Tidur lebih awal dengan tujuan agar bisa bangun lebih awal untuk melakukan shalat dan do'a saat sepertiga malam terakhir.
Kita tidur dengan niat yang baik untuk beribadah kepada Allah swt.. Maka saat kita tertidur sebagian kedaran kita akan hilang. Namun bukan berarti kita tidak sadar sama sekali. Karena saat kita tdur dan bermimpi kita masih bisa berfikir. Tanda seorang masih bisa berfikir adalah bertanya dalam mimpinya.
Meskipun kesadaran hilang sebagian namuan spanjang itu pla Allah sawt. mencatatnya semuanya sebagai aktifitas ibadah dengan syarat niatnya baik dan sebelumnya berdo'a dulu. Bila tidak maka tidur kita tidak berarti apap-apa hanya sekedar menjaga keseimbangan dan kembali mendapatkan kebugaran.
Selanjutnya ikuti cara Rasulullah saw saat akan tidur. Beliau berwudu dengan sangat baik disetai dengan do'a sebelum dan sesudah wudu yang variatif. Selanjutnya beliau shalat, membaca ayat-ayat Al-Qur'an, berdzikir dan berdo'a. Beliau tidur menghadap kiblat dengan lambung kanan yang jadi tumpuan. Itu semua bisa dilengkapi dalam kitab-kitab khusus do'a seperti kitab Al-Adzkar karya Imam Nawawi.
BAGAIMANA DENGAN DO'A KITA? Dalam hal do'a kita juga harus terus belajar. Jadi bukan hanya harus terus berdo'a namun juga ilmu tentang do'a dan tatacaranya serta hal ihwal tentang do'a sangat perlu kita pelajari.
Dalam hal ini kami ketengahkan catatan Prof. Quraish Shihab dalam catatan beliau sebgai berikut;
"Kalau berdo'a dan caranya pun masih perlu kita pelajari. Maka sungguh parah penyakit kita; berdo'a pun kita belum pandai."
Bila demikian maka marilah kita berdo'a kepada Allah memohon hidayah taufiq-Nya, memohon ilmu agar bisa berdo'a dengan baik dan benar.